FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Sejumlah daerah mengalami banjir dan longsor. Namun, ini belum puncak hujan.
Sesuai prakiraan, kurun November ini, curah hujan di angka 300 milimeter (mm). Bandingkan dengan prakiraan Desember-Januari yang masing-masing 600 dan 700 mm.
Artinya, ada potensi curah hujan akan dua kali lebih tinggi sebulan dan dua bulan ke depan. Meski begitu, faktor La Nina dapat mengubah besaran itu kapan saja. La Nina merupakan kondisi mendinginnya suhu permukaan laut (SML) Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.
Pendinginan itu diikuti menghangatnya SML di perairan Indonesia. Situasi ini memicu pertumbuhan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk di Sulsel.
"Sekarang kita akan memasuki musim hujan, dan puncaknya nanti pada bulan Januari 2023," ujar Hanafi Hamzah, Koordinator Bidang Data dan Informasi, Balai Besar Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, Jumat, 18 November.
Tidak semua wilayah di Sulsel mengalami cuaca yang sama. Kondisi Kota Makassar sama dengan wilayah pantai barat meliputi Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Gowa, Takalar Jeneponto, dan sebagian Bantaeng.
Sementara wilayah lain seperti Luwu Raya dan Tana Toraja mengalami musim hujan sepanjang tahun. Hujan lebat, petir, dan angin kencang menjadi hal yang paling perlu diwaspadai.
Awan kumulonimbus makin sering terbentuk. Akibatnya, angin yang tidak beraturan dalam sel awan menyebabkan turbulensi. Ini yang memicu embusan angin dari puncak awan kemudian ke dasar. Ketika sampai ke dasar tanah, terjadi pusaran seperti angin puting beliung.