FAJAR.CO.ID, CIANJUR -- Gempa dengan magnitudo 5,6 yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengabitkan jatuhnya puluhan korban jiwa. Bupati Cianjur, Herman Suherman menyampaikan 44 orang meninggal dunia akibat bencana alam tersebut.
“Yang meninggal sudah 44 orang, luka-luka di atas 700 orang,” kata Herman dihubungi dari Jakarta, Senin (21/11).
Herman menjelaskan, puluhan korban meninggal dunia itu diakibatkan karena tertimpa bangunan. “Tertimpa bangunan,” ungkap Herman.
Meski demikian, Herman belum bisa menjelaskan berapa banyak bangunan yang roboh akibat gempa tersebut. “Belum bisa masih didata,” ucap Herman.
Herman mengungkapkan, saat ini kondisi listrik di wilayah terdampak bencana masih padam. Dia menyebut, warga membutuhkan alat penerangan bantuan usai terjadinya gempa.
“Listrik mati, harus ada sentra penunjang, listrik masih mati di kota, ini yang terdampak di kota,” ujar Herman.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan, gempa magnitudo 5,6 yang terjadi di Cianjur diakibatkan adanya patahan geser. Kedalaman pusat gempa sekitar 10 kilometer.
“Jadi yang baru saja terjadi pada posisi di sekitar Sukabumi-Cianjur, di sekitar daerah tersebut dan merupakan gempa yang diakibatkan oleh patahan geser dengan magnitudo 5,6. Diduga ini merupakan pergerakan dari sesar cimandiri, jadi bergerak kembali,” ujar Dwikorita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Dwikorita mengimbau masyarakat yang berada di dalam gedung untuk keluar ruangan. Dikhawatirkan adanya gempa susulan.