FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (21/11) kemarin mengisyaratkan berakhirnya polemik soal calon Panglima TNI pengganti Jenderal Andika Perkasa.
Kode ini sekaligus akan mengakhiri penantian matra laut yang selama delapan tahun masa kepresiden Jokowi belum pernah diberikan kesempatan menjadi Panglima TNI.
Sebab pada periode pertama Pemerintahan Jokowi, mempercayakan jabatan Panglima TNI kepada Jenderal Gatot Nurmantyo dari Angkatan Darat selama sekitar tiga tahun, kemudian Marsekal Hadi Tjahjanto dari Angkatan Udara selama sekitar empat tahun, dan Jenderal Andika Perkasa dari AD selama satu tahun.
Jika benar ditunjuk Presiden Jokowi duduki Panglima TNI, Yudo Margono akan memimpin Mabes TNI selama satu tahun, karena pada 26 November 2023 ia akan pensiun dari dinas militer.
Anggota Komisi I DPR RI Yan Permendas Mendanas menyatakan, perlu ada pergantian matra untuk menduduki jabatan Panglima TNI setelah Jenderal Andika Perkasa yang merupakan dari TNI AD. Hal ini penting, agar tidak ada dominasi di tubuh militer.
“Ya saya pikir penting, supaya jangan sampai didominasi oleh suatu matra, kan itu kembali ke mekanisme internal,” tegas Yan di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Legislator dari Fraksi Gerindra ini juga menghargai keputusan Presiden Jokowi terhadap seluruh keputusan yang diambil untuk calon Panglima TNI.