FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Istri mantan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Liestiaty Fachruddin memantapkan diri maju sebagai calon anggota DPR RI Dapil Sulsel I melalui Partai Golkar.
Pengamat Politik Unhas Makassar Ali Armunanto menyebut peluang terpilihnya Liestiaty akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaian orang atau ingatan masyarakat terhadap Prof Nurdin Abdullah.
Termasuk bergantung pada residu kekuatan Nurdin Abdullah.
"Itu sangat tergantung. ibu Lies tidak punya nama sama sekali. Jadi tentu sangat tergantung dengan residu kekuatan Nurdin Abdullah," ujar Ali Armunanto kepada fajar.co.id, Selasa (29/11/2022) malam.
Menurutnya, jika Lies mampu mengumpulkan kembali residu itu, maka akan bisa dimanfaatkan untuk tujuan pemenangan.
"Tapi itu tadi, pasti kalau orang lihat ibu Lies. Pasti ingat Nurdin Abdullah. Tapi, apakah ingatannya positif atau negatif, wallahu a'lam," lanjutnya.
Ali melihat, kans Bu Lies juga masih sangat bergantung dengan citra-citra yang ada di masyarakat terkait dengan Nurdin Abdullah.
"Karena ibu Lies tidak punya ketokohan sama sekali. Dan, dia berharap dapat proyeksi dari situ. Jadi, kalau ditanya peluangnya tentu kita lihat dulu, apakah pendukung Nurdin Abdullah ini masih ada. Tentu masih adalah, tapi tidak sebanyak dulu," tandasnya.
Terkait persaingan di Dapil Sulsel I, Lies bakal bersaing dengan petahana 2 periode Hamka B Kady. Sama-sama dari Golkar.
Sementara dari eksternal partai, Lies juga harus mampu membendung kedigdayaan Aliyah Mustika Ilham dari Partai Demokrat yang juga telah dua periode duduk di Senayan.
Aliyah merupakan istri mantan Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin (IAS).
"Hamka B Kady dan Aliyah Mustika Ilham adalah sosok yang kuat, sosok incumbent. Tentu saja ketika berhadapan dengan mereka sebagai pendatang baru yang tidak punya pondasi politik yang kuat lagi tentu ini yang akan menjadi masalah sendiri bagi ibu Lies untuk bisa bersaing dengan mereka. Karena mereka nama besar," papar Ali.
Ali menambahkan, Hamka B Kady sebagaimana diketahui dari awal telah mempunyai jaringan politik. Aliyah, dengan pergerakan IAS saat ini, justru bisa semakin menguatkan posisinya.
"Sementara Bu Lies, yah mungkin tergantung kalau anaknya bisa menembus Bantaeng. Kalau melihat kondisi sekarang, dengan tidak adanya Taufik Fachruddin yang sudah meninggal, sosok yang seharusnya jadi motor yang bisa diandalkan, saya rasa peluangnya sangat kecil," pungkas Ali. (Muhsin/fajar)
