Nelayan Curhat Hilang Penghasilan, Sebut Pemerintah Tidak Berpihak kepada Rakyat

  • Bagikan
FOTO: MUHSIN/FAJAR

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Masyarakat pesisir mengeluhkan proyek tol Makassar New Port (MNP) Sulsel sepanjang 3,2 km.

Proyek yang menelan anggaran sebesar Rp705 miliar itu, kabarnya memiliki daya rusak bagi ekosistem masyarakat pesisir, Kelurahan Buloa dan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo.

Salah seorang nelayan terdampak, Saenab membeberkan, pendapatan mereka sebagai nelayan hilang. Hal itu disebabkan ekosistem yang rusak.

Anggota KSP Anging Mamiri itu mengatakan, tidak hanya dirinya yang hilang pendapatan. Namun, ada ribuan masyarakat yang terdampak atas pembangunan proyek strategis nasional tersebut.

Dia menambahkan, setelah proyek itu jalan setahun, para nelayan mulai merasakan sulitnya mencari ikan.

"Dulu saya bisa mendapat penghasilan Rp150 ribu per hari sebagai nelayan, jadi saya bisa menabung sedikit. Apalagi suami saya juga kerja," ujarnya, saat menjadi pembicara di Panggung Ekspresi Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Sabtu (3/12/2022).

"Tapi setelah ada pembangunan di MNP, ekosistem laut hancur, penghasilan para nelayan hilang. Sekarang saya hanya berharap dari penghasilan suami," lanjutnya.

Selain merusak ekosistem laut, Saenab juga mengungkapkan, proyek MNP tersebut juga berdampak terhadap resapan air hujan di sekitar kawasan pesisir.

"Setelah pembangunan, kami di masyarakat pesisir kerap kali terendam banjir saat musim penghujan tiba," katanya.

Lebih lanjut, kata Saenab, KSP Anging Mamiri telah melayangkan laporan ke pihak kelurahan dan kecamatan setempat. Tetapi, sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari laporan tersebut.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan