Majelis Hakim menyebut, ketiganya terbukti bersalah menyiarkan berita bohong hingga menimbulkan keonaran. Hal itu sesuai dengan dakwaan jaksa penuntut umum yang sesuai Pasal 14 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 tahun 1946.
Lord Rangga Cs akhirnya menghirup udara segar usai Kementerian Hukum dan HAM memberinya asimilasi berkaitan Covid-19, pada April lalu.
Gaya mengkritik sosial Lord Rangga terbilang unik dan lain dari yang lain. Ia mengemasnya dengan balutan gimmick yang cerdas. Tak sedikit yang mengerutkan dahi saat ia mengutarakan pendapatnya.
Misalnya dalam salah satu unggahannya di media sosial, Lord Rangga ikut turun tangan memberi maklumat untuk segera menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina.
Tak tanggung-tanggung, Lord Rangga mengaku sudah menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin via direct message (DM) Instagram untuk menyetop invasinya ke Ukraina. Namun sayang, pesannya tersebut diabaikan Putin.
Upayanya tersebut adalah atas nama kemanusiaan. Ia tak ingin perang terus berkecamuk hingga akan lebih banyak korban jiwa berjatuhan.
"Dengan hormat. Saya atas nama kemanusiaan. Saya meminta Presiden Rusia (Vladimir Putin) untuk mengakhiri perang. Saya tahu bahwa Anda adalah orang yang baik dan ramah, lebih baik Anda menghentikan perang saudara ini," tegasnya.
Tak sampai disitu, maklumatnya juga berisi arahan agar Rusia tidak jadi mengirimkan dan meledakan nuklir. Guna menciptakan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia 3.
"Lord Rangga sebagai pemangku Bumi dan Pemimpin Dunia Tatanan Baru, memberlakukan Maklumat dan berlaku bagi semua Pemerintahan /Negara -Negara di seluruh wilayah Dunia 3," katanya.