Dukung Ukraina, G7 Janji Intensifkan Tekanan Ekonomi pada Rusia

  • Bagikan
Arsip--Pemimpin Kelompok Tujuh (G7) berkumpul untuk makan siang di hotel Schloss Elmau di Elmau, Jerman, 27 Juni 2022. Foto: Susan Walsh/Pool via REUTERS

"Kami bertekad bahwa Rusia pada akhirnya harus membayar pemulihan infrastruktur penting yang rusak atau hancur akibat perang brutalnya," kata pernyataan G7 itu.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengecam keras serangan Rusia terhadap infrastruktur energi sebagai tindakan yang "tidak dapat dibenarkan", menurut Kementerian Luar Negeri Jepang.

Menjelang KTT G7 tahun depan yang akan diadakan di bawah kepresidenan Jepang, para pemimpin negara G7 mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa mereka akan tetap bersatu dan berkomitmen untuk upaya menuju masa depan yang damai dan sejahtera bagi semua.

Kishida mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa peran G7 telah menjadi "lebih kuat dari sebelumnya" dan Jepang, sebagai ketua berikutnya, akan mencari keselarasan diantara anggota kelompok itu untuk membantu Ukraina pulih dari perang.

G7 terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa.

Sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022, G7 telah meluncurkan serangkaian sanksi untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas perang tersebut, termasuk pembekuan aset dan pemutusan Rusia dari sistem pembayaran utama internasional.

Pada awal Desember, batas harga minyak mentah Rusia yang disetujui oleh G7 dan Australia akan diberlakukan dalam upaya terbaru untuk memeras sumber pendapatan utama Moskow untuk perangnya.

Batas harga produk minyak bumi Rusia akan mulai berlaku pada awal Februari. Terkait masalah penanganan perubahan iklim yang dituangkan dalam Perjanjian Paris, para pemimpin G7 mengumumkan pembentukan "Klub Iklim" internasional dan mengundang negara-negara mitra untuk bergabung.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan