Panggil Bupati Kepulauan Meranti, Kemendagri Minta Muhammad Adil Jaga Etika Komunikasi

  • Bagikan
Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil berbicara pada Rapat Koordinasi Nasional Optimaslisasi Pendapatan Daerah di Pekanbaru, Riau, Kamis (8/12). Foto: merantikab.go.id

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik tentang pernyataan Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil yang menyebut Kemenkeu berisi setan dan iblis, tampaknya memaksa Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) turun tangan.

Kemendagri bahkan disebut-sebut telah melakukan pemanggilan kepada Bupati Kepulauan Meranti akibat pernyataannya yang menimbulkan kegaduhan.

Muhammad Adil bahkan dikabarkan sudah bertemu Sekjen Kemendagri, Suhajar Diantoro. Suhajar meminta Adil menjaga etika berkomunikasi.

Sebab, pemerintah menilai sikap dan pernyataan Adil tidak elok. Suhajar mengatakan, kegelisahan atau keberatan boleh diutarakan, tapi harus melalui komunikasi yang baik.

’’Kegelisahan dan harapan bupati Kepulauan Meranti sebenarnya bisa dikomunikasikan dan diselesaikan secara baik-baik,’’ ujarnya. Dengan begitu, tidak timbul kegaduhan di tengah masyarakat.

Suhajar mengingatkan, semua kepala daerah harus menjaga etika, termasuk dalam bertutur. Sekalipun memiliki perbedaan pendapat maupun pandangan dengan pihak lain. Terlebih di tengah kemudahan akses informasi, setiap perkataan yang diucapkan sangat mudah diketahui publik. ’’Semoga kita semua, khususnya kepala daerah, dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini,” imbuhnya.

Terkait harapan pembagian dana bagi hasil (DBH), Suhajar menyebut Kemendagri melalui Ditjen Bina Keuda bakal memfasilitasi pertemuan antara Pemkab Kepulauan Meranti dan Kemenkeu, Kementerian ESDM, maupun pihak terkait lainnya. ’’Kami akan memfasilitasinya agar permasalahan mengenai DBH dapat terselesaikan dengan baik,” jelas Suhajar.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan