Soal dirinya mendaftar Bacaleg DPR RI, TP menjelaskan bahwa itu kebijakan DPP untuk semua kader. Khususnya jagoan-jagoan Golkar agar turun gunung.
Konsep ini kata dia bukan tanpa dasar, memang ada Peraturan Organisasi (PO) Nomor 5 Tahun 2000 memerintahkan agar supaya rekrutmen bakal calon legislatif harus dimulai dengan 200 persen.
"Di 200 persen itu saya ada di dapil II. Nah SK itu kentara jagoan-jagoan semua. Termasuk saya dan beberapa kepala daerah yang masih aktif," terangnya.
Apa tujuannya mendaftar, kata TP, Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto ingin punya kursi di Senayan 115 atau 20 persen. Sehingga metodologinya, tidak ada pilihan lain, semua jagoan harus turun.
"Termasuk saya diperintahkan. Tapi nanti dilihat dari 200 persen menjadi 100 persen itu apakah masih ada saya. Kalau ada dan itu perintah partai saya ini orang yang patuh. Kenapa tidak," tegas Wali Kota Parepare dua periode itu. Meski demikian, TP mengaku tetap menatap perhelatan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Komunikasi dan Organisasi Partai Golkar, Nurul Arifin sebelum membuka kegiatan Pendidikan Politik MPO mengatakan, Sulsel menjadi barometer politik di Indonesia. Sehingga ia berharap Sulsel yang pernah menjadi lumbung Golkar itu bisa dikembalikan kejayaannya.
"Saya berharap kita semua berjuang mengembalikan posisi Golkar sebagai lumbung. Kita harus solid. Kalau tidak susah menang. Karena sudah 20 tahun kita tidak di kekuasaan," katanya.
Kekuasan ini kata dia penting direbut supaya Golkar bisa menjadi pemegang kebijakan. "Karena kalau tidak menjadi pengendali kekuasan maka kita hanya dibagikan," pungkasnya. (*/fajar)