Asosial Matikan Nilai Lokal, Era Digital Lahirkan Praktik Tidak Peduli

  • Bagikan

"Fomo ini akhirnya membuat mereka perlu membuat dokumentasi terhadap suatu kejadian dan mempostingnya," urai Muhrajan Piara, pakar psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM), kemarin.

Fomo mengarahkan seseorang untuk terus up to date (update) terhadap peristiwa-peristiwa yang membuat mereka memilih mengambil video atau foto untuk dibagikan. Hanya untuk membuat kesan mereka adalah orang yang update terhadap informasi yang ada.

"Semata agar dianggap sebagai orang yang update, keren, dan tidak kehilangan momen atau isu," sambung Muhrajan.

Fenomena sosial ini saling menguatkan dan terjadi tanpa disadari secara langsung. Dengan perkembangan teknologi dan kekuatan media sosial, secara garis besar, penyakit sosial individu ini menjadi penyebab seseorang tidak langsung membantu.

"Akhirnya, mereka tidak membantu karena pertama memilih membuat konten untuk sharing di sosial medianya, dan kedua karena merasa terlalu banyak orang yang berpotensi membantu," tuturnya.

Bystander Effect

Fenomena seseorang tidak melakukan pertolongan pada korban sebuah peristiwa sebenarnya sudah sangat lama terjadi. Dalam disiplin ilmu psikologi sosial, dikenal dengan istilah bystander effect.

Dalam teori ini, kecenderungan individu untuk menunda bahkan mengurungkan kehendak menolong (perilaku prososial) dikarenakan terjadinya sebaran tanggung jawab dan saling mengharapkan. Sayangnya, biasa berujung pada terlambatnya korban untuk mendapatkan pertolongan.

Situasi ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya jika di lokasi kejadian terdapat banyak orang, semisal di pinggir jalan raya yang ramai. Lalu, terjadi kondisi psikologis seseorang yang saling mengharapkan orang lain yang melakukan pertolongan, bukan dirinya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan