FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Presiden Joko Widodo dianggap memiliki ramuan untuk membangkitkan negara di tengah kondisi krisis.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Menurutnya, Jokowi pemimpin yang bisa berpikir out of the box.
Pengamat Ekonomi Digital dari Universitas Negeri Makassar (UNM) Andika Isma kepada fajar.co.id menuturkan, apa yang dilakukan oleh Jokowi, sebenarnya bisa dibilang unik, bisa juga dibilang sederhana.
"Tapi, kalau saya melihatnya ini merupakan ide sederhana tapi unik. Karena, apa yang dilakukan Jokowi itu, mirip sebenarnya dengan subsidi silang," ujar Andika.
Dalam menekan laju inflasi, kata Andika. Cara Jokowi dalam hal ini, sebenarnya mengunakan sistem subsidi silang.
"Jadi, sistem yang digunakan itu adalah, Jokowi melihat dulu komuditas apa saja yang kemudian mengalami atau kemungkinan dipengaruhi oleh inflasi," lanjutnya.
"Setelah mengetahui, maka dia kemudian akan mencari daerah mana yang defisit terhadap komuditas tersebut," tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Andika, cara yang dilakukan adalah mencari komuditas mana yang surplus kemudian dibawa ke tempat defisit.
"Ramuan kedua, membuka selebar-lebarnya investor masuk ke Indonesia, ini menarik. Karena, dengan adanya investor, otomatis akan membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk masyarakat," tukasnya.
Menurut Andika, dengan adanya lapangan pekerjaan yang baru, otomatis akan mendorong perekonomian sekitar. Contohnya, di daerah Morowali.
Dulu, kata Andika. Sebelum datang investor China di Morowali, bisa dikatakan sebagai daerah yang memiliki pengelolaan tambang masih dalam tanda kutip kecil.
"Setelah masuk investor, Akhirnya terbuka lapangan pekerjaan yang besar. Malahan yang terjadi di sana adalah awalnya harga barang itu masih rendah, itu kemudian berubah. Karena di sana sudah berkembang ekonominya," tandasnya.
"Kalau data yang ada, proses penciptaan lapangan pekerjaan itu sudah menyerap sampai kurang lebih 60 persen tenaga kerja lokal," tutupnya.
(Muhsin/fajar)