PKS Elus Dada, Minyak Dunia Turun, Pemerintah Ogah Turunkan Harga Pertalite

  • Bagikan
Antrean kendaraan roda dua saat mengisi BBM di SPBU di kawasan Pondok Kopi, Jakarta Timur setelah pemerintah menaikkan harga Pertalite dan Pertamax, Sabtu (3/9) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data yang dirilis Bloomberg per 17 Desember 2022, harga minyak dunia yang sebelumnya menyentuh angka 100 dollar Amerika Serikat (AS) per barel kini berada di angka 74,29 dollar AS.

Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto menuntut pemerintah untuk menurunkan harga Pertalite imbas turunnya harga minyak dunia.

Rofik menyatakan, seharusnya penurunan harga minyak dunia juga diikuti dengan turunnya harga BBM bersubsidi di dalam negeri.

Terlebih, sudah ada beberapa negara maju seperti Inggris dan Amerika yang sudah menurunkan harga BBM-nya terlebih dahulu.

“Kan ngenes, masyarakat di dunia menikmati turunnya harga, sementara masyarakat kita yang ekonominya masih susah ini tidak ikut menikmatinya,” ucap Rofik dalam keterangan pers yang diterima fajar.co.id, Senin (19/12/2022).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga merespon alasan pemerintah tidak menurunkan harga BBM subsidi dikarenakan Pertalite belum mencapai harga keekonomian.

Menurutnya, dana kompensasi dan subsidi pemerintah sebelumnya sudah dialokasikan dengan asumsi 100 dollar AS per barel. Sehingga sudah seharusnya ketika harga minyak dunia turun begitupula dengan harga BBM subsidi.

“Jadi dana ini sudah menjadi hak masyarakat. Sehingga, kalau level harga minyak mentah sudah di bawah asumsi ya otomatis harus turun juga harga BBM-nya,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, penurunan harga BBM bersubsidi ini seharusnya dilakukan sejak Agustus 2022 lalu, di mana ketika itu harga minyak dunia juga sudah mengalami penurunan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan