FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Pengamat sepak bola Indonesia yang juga mantan pemain Persikota Tangerang Rikky Daulay mengaku prihatin dengan sikap PSSI dan panitia pelaksana (Panpel) Liga 1 Indonesia yang kembali menggelar pertandingan pada malam hari.
Padahal, pertandingan malam menjadi salah satu isu krusial dalam temuan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Selain itu, dalam investigasi TGIPF menyebut salah satu sebab jatuhnya ratusan korban dalam tragedi itu adalah karena faktor pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya digelar malam hari.
“Kita tahu tragedi Kanjuruhan itu kan terjadi pada pertandingan yang digelar malam hari, menurut saya, selama kasus Tragedi Kanjuruhan itu belum selesai di ranah hukum, saran saya sebaiknya pertandingan dilakukan sore hari saja. Demi menghormati kasus tragedi Kanjuruhan yang belum selesai di ranah hukum,” kata Rikky Daulay saat dihubungi, Senin (19/12).
Diakui Daulay, sepak bola Indonesia saat ini sudah menjadi industri, namun masih ada kelalaian atau ketidakpatuhan oleh PSSI terkait dengan keselamatan para pemain dan penonton sepak bola.
“Menurut saya sepakbola Indonesia memang harus menjadi industri, tetapi harus diingat bahwa keselamatan pemain di lapangan dan kepastian nasib pemain sepakbola harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.
“Jangan hanya karena mengejar rating televisi lantas dengan mudah mengikuti kemauan televisi yang menyiarkan. Lalu pemainnya tidak dipikirkan,” sambungnya.