Kemenkeu Catat APBN Alami Defisit, Sri Mulyani Beber Angka Ini

  • Bagikan
Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati--

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementrian Keuangan (Kemenkeu) mencatat kinerja APBN per 14 Desember 2022 mengalami defisit Rp 237,7 triliun atau 1,22 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai realisasi defisit tersebut jauh lebih kecil dari target tahun ini sebesar Rp 840,2 triliun atau 4,5 persen dari PDB. Bahkan, lebih kecil juga dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 617,4 triliun atau 3,64 persen PDB.

“Defisit ini menggambarkan APBN menjadi sehat kembali,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA secara daring, Selasa (20/12).

Lebih lanjut, Menkeu memaparkan belanja negara per 14 Desember 2022 tercatat mencapai Rp 2.717,6 triliun. Sementara pendapatan negara mencapai Rp 2.579,9 triliun.

Secara rinci, realisasi belanja tersebut terdiri dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp 954,4 triliun atau terkontraksi 6,7 persen secara tahunan atau Years-on-Years (YoY).

“Belanja non kementerian/lembaga sebanyak Rp 1.013,5 triliun atau naik 51 persen (YoY),” lanjutnya.

Menkeu menjelaskan, realisasi belanja yang tinggi disebabkan non kementerian/lembaga disebabkan besarnya pengeluaran untuk subsidi dan kompensasi untuk masyarakat. Nilai pengeluaran tersebut tercatat sebesar Rp 268,1 triliun.

Besarnya nilai tersebut, kata Menkeu, menggambarkan APBN yang bekerja sangat keras melindungi masyarakat melalui belanja kementerian/lembaga ataupun non kementerian/lembaga.

Selain itu, bendahara negara ini juga membeberkan realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp 1.812 triliun atau tumbur 36,9 persen (YoY). Jumlah tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.927,4 triliun atau tumbuh 38,1 persen (YoY).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan