FAJAR.CO.ID -- Manuver elite politik ternyata cukup membuat gerah sejumlah ormas Islam. Pasalnya, sejumlah elite masih saja mewacanakan tiga periode yang sudah sangat jelas bertentangan dengan konstitusi.
Salah satu ormas yang memberi kritik pedas terkait wacana itu adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Ketua Umum DPP LDII Kyai Chriswanto Santoso mengajak umat Islam agar di tahun politik menjelang 2024 harus disambut dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jangan sampai, kata Kyai Chriswanto, Pemilu 2024 mendatangkan masalah kebangsaan yang berlarut-larut.
“Kegaduhan yang ditimbulkan elite politik (jelang 2024) jangan menjadikan masalah kebangsaan berlarut-larut. Padahal, Indonesia bukanlah negara yang kebal terhadap krisis yang sedang dihadapi dunia,” kata Chriswanto kepada wartawan, Kamis (22/12/2022).
Chriswanto meminta elite politik juga menyudahi isu perpanjangan masa jabatan presiden tiga priode.
Karena pernyataan seperti ini, kata dia, justru membuat masyarakat turut riuh di ruang publik. Bahkan fenomena tersebut menjadi kontraproduktif di tengah-tengah masyarakat.
“Isu-isu perpanjangan masa jabatan presiden atau mempertentangkan anggaran IKN dengan pemilu, isu-isu agama versus nasionalisme, membuat kehidupan masyarakat tidak tenang. Apalagi ada yang menggoreng isu-isu itu, agar menjadi trending topic,” ujarnya.
Karena itu, Chriswanto meminta masyarakat selalu menyaring informasi yang beredar di media sosial, utamanya informasi yang mengenai politik.
“Jadi jangan terpengaruh gosip, isu yang tidak terverifikasi, apalagi hoaks di media. Selama ini, ada sebagian masyarakat yang menjadikan media sosial sebagai sumber informasi yang terpercaya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP LDII, Rully Kuswahyudi mengimbau masyarakat agar tidak mudah mempercayai informasi di media sosial.
“Semuanya butuh filter, apakah akun itu akun resmi ataukah hanya akun abal-abal yang tidak jelas. Media sosial merupakan bagian dunia maya, yang semua orang bisa menyamar untuk berbagai tujuan, termasuk tujuan negatif bahkan merusak,” ungkapnya.
Ia juga meminta para warganet, berpikir dulu saat mau menyebarkan informasi. Hal ini penting guna untuk meredam terjadinya kegaduhan.
“Saring informasi sebelum sharing. Dengan prilaku itu, kita memiliki andil menyelamatkan bangsa dari keterpurukan dan keterpecahan,” pungkasnya. (pojoksatu/fajar)