FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Pemerintah mengklaim Indonesia swasembada beras. Namun pemerintah pula yang menghancurkan mimpi petani jadi sejahtera.
Petani kerap diteror impor beras di tengah kondisi surplus. Produksi beras Indonesia pada 2021 sebesar 31,36 juta ton. Tahun ini diperkirakan naik 2,29 persen menjadi 32,07 juta ton.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, rata-rata konsumsi nasional saat ini 111,58 kilogram per kapita per tahun. Dari data itu, kita cocokkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 257 juta jiwa.
Sementara penduduk yang mengonsumsi beras diperkirakan 245 juta jiwa. Kemudian jumlah itu dikalikan rata-rata konsumsi beras secara nasional. Maka beras yang dikonsumsi 27,3 juta ton.
Jadi masih ada kelebihan stok beras hingga 4 juta ton lebih. Hal itu juga diperkuat dari data organisasi pangan dunia, FAO, memuji Indonesia yang swasembada beras. Namun di balik itu, pemerintah memberikan izin impor sebanyak 500 ribu ton.
Dari jumlah izin impor itu, Bulog hanya menyanggupi 200 ribu ton. Sebagian sudah masuk ke Indonesia, sisanya akan menyusul hingga kuartal pertama 2023. Maka jangan heran jika ada dugaan mafia bermain di balik impor beras ini.
Ekonom Universitas Muhammadiyah Makassar Abdul Muthalib, mengatakan impor sudah sering dilakukan pemerintah meski kondisi surplus beras. Menurutnya, wajar saja jika banyak pihak menilai ada permainan mafia.
Muthalib mengakui tak punya data kuat untuk mengklaim impor beras ini permainan mafia atau bukan. Akan tetapi, jika mempelajari indikasi sebelumnya, kejadiannya memang begitu.