Mengapa Indonesia Tidak Menganut Sistem Negara Islam? Gus Dur Jawab Enteng

  • Bagikan
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi bangsa muslim terbesar di dunia. Mengacu data demografis bahwa penduduk muslim Indonesia saat ini mayoritas, mencapai 229,62 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi Indonesia yang berjumlah 269,6 juta jiwa.

Jika diproyeksikan ke populasi muslim dunia yang diperkirakan mencapai 2,2 milyar pada tahun 2030 (23% populasi dunia), penduduk muslim Indonesia menyumbang sekitar 13,1% dari seluruh umat muslim di dunia.

Lantas mengapa Indonesia tidak menganut sistem negara Islam?

Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah mengatakan negara Indonesia kalau diserang oleh bangsa lain harus dipertahankan sebagaimana perintah agama.

"Itu hukumnya wajib (mempertahankan negara dari serangan pihak luar)," tegas Gus Dur dilansir dari akun Twitter @katagurukita, Selasa (27/12/2022).

Gus Dur menegaskan jika gugur dalam mempertahankan tanah air, Allah akan mengganjarnya dengan surga.

"Mati disitu, surga imbalannya," tegasnya.

Oleh karena itu, Gus Dur berpendapat bahwa rakyat Indonesia tak perlu risau kalau diserang orang karena tidak mau bikin negara Islam.

Karena hal itu tidaklah diwajibkan dalam agama Islam.

"Jawabannya gampang saja, kan tidak wajib," singkatnya lugas.

"Bikin ya bagus. Tidak bikin ya sudah," sambung Gus Dur enteng.

Ulama tersohor Nahdlatul Ulama (NU) itu menyebut Indonesia sejatinya tidak perlu menganut sistem pemerintahan negara Islam.

Karena apa? Rakyat Indonesia hidup dalam keberagaman suku, ras, maupun agama dan keyakinannya.

"Ada kristen-nya, ada Katolik-nya, ada Budha, Hindu, ada Konghucu-nya. Ada macam-macam," ujar Gus Dur.

Jadi pesan Gus Dur, sebab-sebab berdirinya negara yaitu mempertahankan keragaman dan kebhinnekaan. (dra/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan