Tahun 2022, kami memperkirakan sekitar 13,25 persen penduduk Indonesia masuk kelas menengah ke atas (Susenas, 2022). Untuk mencapai Visi Indonesia 2045, bahwa 70 persen penduduk Indonesia masuk kelas menengah atas, maka selama 23 tahun ke depan, pemerintah harus mendorong rata-rata 2,3 persen per tahun penduduk naik menjadi kelas menengah atas atau diperkirakan sekitar 6 – 7 juta jiwa per tahun.
Target yang lebih berat dibandingkan mengentaskan kemiskinan ekstrem menjadi nol pada tahun 2024 atau rata-rata 2 juta per tahun jika saat ini penduduk miskin ekstrem kita tersisa 5,9 juta jiwa.
Melihat tantangan yang cukup besar, kita harus membangun pendekatan tidak biasa (business not as usual) dan disiplin dalam menjalankan strategi yang telah ditetapkan. Menuju ke sana banyak yang harus dirancang oleh pemerintah melalui peningkatan kualitas SDM yang menguasai Iptek untuk meningkatkan daya saing dan resilien tenaga kerja dan kewirausahaan pada kelompok menengah. Ini menjadi resep penting karena mereka yang akan menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia di masa depan.
Kualitas manusia Indonesia yang berdaya saing akan meningkat dengan pendidikan yang semakin tinggi dan merata; kebudayaan yang kuat; derajat kesehatan, usia harapan hidup, dan kualitas hidup yang semakin baik; produktivitas yang tinggi; serta kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas. Hal ini untuk mendukung Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan secara Makro dengan digerakkan oleh investasi dan produktivitas yang tinggi di sektor perdagangan; industri, pariwisata, maritim, dan jasa.