Terutama dalam penyerapan tenaga kerja, sehingga investasi dan angka tenaga kerja bisa terus terkerek.
Pengembangan ekonomi kreatif yang dilakukan secara maksimal akan membuat angka pertumbuhan bisa konsisten pada tren positif.
Sepanjang program-program serta kebijakan bisa konsisten berkelanjutan. "Jika itu dimaksimalkan, ada potensi kita tidak terdampak pada resesi, apalagi pada kuartal pertama nanti," terangnya.
Perdebatan Inflasi
Meningginya mobilitas selama libur panjang perayaan tahun baru memang memberi pengaruh pada laju pertumbuhan ekonomi. Sayangnya, ini tak memberi pengaruh besar pada penekanan inflasi di Sulsel.
Alasannya, mobilitas masyarakat khususnya pada malam pergantian tahun baru berkutat di hotel, restauran, atau destinasi keluarga lain. Kelompok ini termasuk dalam sektor pergerakan ekonomi menengah dan atas.
Pada destinasi tersebut pasti memberi pengaruh pada indeks Product Domestic Regional Bruto (PDRB) yang menjadi salah satu indikator inflasi.
"Berkaitan inflasi, tempat wisata, mal, dan lain-lain itu melakukan pergerakan ekonomi paling tidak capai dua persen, tetapi kalau ekonomi ke bawah, kondisi akan sebaliknya, artinya tak akan menaikkan inflasi," lanjut Abdul Muttalib.
Sisi lain, perayaan yang bersifat temporer itu memberi angin segar pada pelaku bisnis, sebab seiring dengan minat yang besar, harga yang terpasang juga cukup tinggi.
Antusias masyarakat tidak kurang, artinya kemampuan masyarakat cukup besar. Meski begitu, itu bukan merupakan satu-satunya indikator yang membuat inflasi menjadi tertekan.