Pimpinan Bab Kesucian yang Dikira Sesat Karena Larang Makan Daging Ternyata Bukan Asli Gowa

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, GOWA -- Pimpinan Yayasan Nur Mutiara Makrifatullah di Kabupaten Gowa yang menaungi Bab Kesucian, Wayang Hadi Kesumo (48) membantah tudingan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan terkait ajaran aliran sesat.

"Saya ini bangun yayasan dan mengajarkan tahfidz quran, bukan aliran sesat," tegas Hadi saat ditemui FAJAR di kediamannya di bilangan Butta Eja, Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Selasa (3/1/2023).

Hadi menyebut ajarannya memang melarang para santri makan daging dan ikan. Alasanya semata-mata untuk kesehatan.

Mengajarkan santri menerapkan pola hidup sehat, hanya memakan tumbuhan dan tidak tergantung memakan binatang ataupun hewan apalagi bangkai.

Namun ia menegaskan, anjuran dan larangan tidak memakan daging atau ikan tersebut bukan sebuah paksaan. Boleh diikuti, tapi jika tak mau juga tak memaksa.

"Jadi yang bilang saya sesat, tolong datang baik-baik temui saya dan bicara. Jelaskan dari segi apa saya dikatakan sesat," tantang Hadi.

Wayang Hadi Kesumo adalah berasal dari Medan, Sumatera Utara. Ia merantau dan menetap di Gowa sejak tahun 2011 usai menikahi perempuan asli Butta Bersejarah tersebut.

Pada 2019, ia mendirikan sebuah bangunan bertingkat yang selanjutnya menjadi Yayasan Nur Mutiara Mukhrifatullah.

Yayasan ini berinduk lembaga serupa di Batam. Gedung yayasannya itu dibangun di atas lahan 1.000 meter persegi. Di sana ia mengajar beberapa santri yang merupakan kumpulan anak yatim piatu dan anak terlantar.

Sekretaris MUI Sulsel, Muammar Bakry, mengatakan pihaknya mendapat laporan dan informasi dari masyarakat. Lalu tim MUI Sulsel mengecek dan saat dicek, ternyata benar ada Yayasan yang didirikan bernama Bab Kesucian.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan