FAJAR.CO.ID, GOWA— Pengelola Yayasan Nur Mutiara Mukhrifatullah di Gowa memberi klarifikasi. Pilihan mereka tak makan daging karena alasan kesehatan.
Dalam ilmu kesehatan, mereka yang tak makan daging, kerap menjalani hidup vegetarian. Artinya, hanya mengonsumi bahan alami, semisal tumbuh-tumbuhan.
Yayasan ini membentuk kelompok Bab Kesucian. Sebuah gerakan untuk hidup sehat dengan anjuran tak memakan daging. Pilihan ini lantas dianggap aliran sesat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel. Penanggung jawab kelompok, Hadi Kesumo (48), pun membantah.
“Saya ini bangun yayasan dan mengajarkan tahfiz Al-Qur’an, bukan aliran sesat. Seharusnya pihak MUI temui saya dan klarifikasi langsung,” sesal Hadi ditemui FAJAR di rumahnya, Selasa, 3 Desember.
Dia bersikeras membantah tudingan sesat oleh MUI, tanpa klarifikasi. Hadi mengakui menganjurkan tak memakan daging dan ikan dengan alasan kesehatan. Dia juga membantah keras tudingan bahwa yayasannya melarang salat fardu.
Dalam yayasan ini, anggota diajarkan pengenalan dasar-dasar agama, pola hidup bersih, dan menu makanan sehat. Para anggota berkomitmen tak memakan binatang atau bangkai, melainkan makanan alami.
Ikhtiar itu semata hanya ingin mengajarkan santri cara bertubuh sehat, tanpa harus bergantung pada daging-dagingan. Pola hidup yang dipraktikkan itu juga tidak memaksa kepada satu kaum. Jika ingin didengar silakan, namun jika tak mau juga tak memaksa.
“Saya heran, kenapa saya diviralkan tanpa klarifikasi dulu ke saya. Yang memviralkan ini naasnya dari MUI Sulsel,” kata Hadi.