FAJAR.CO.ID,JAKARTA — PDIP jadi satu-satunya fraksi di DPR RI yang menyetujui Pemilu 2024 dilakukan dengan sistem proporsional tertutup.
Alasan partai pemenang Pemilu 2019 itu bersikap berbeda dengan 8 fraksi lainnya, kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto didasari kondisi ekonomi global yang tidak jelas.
Pernyataan itu pun sontak disoroti. Salah satunya datang dari Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring. Mantan menteri Komunikasi dan Informasi itu menilai alasan tersebut tidak berhubungan.
“Apa hubungannya, mas, pemilu dalam negeri dengan situasi global?” tanya eks Presiden PKS itu melalui cuitannya di Twitter, Kamis (5/1/2023).
“Emang global bantuin bikin kaos,” tambahnya.
Padahal kata Tifatul Sembiring, sistem proporsional tetutup membuat pemilih yang ingin memilih wakilnya di dewan tidak bisa melihat latar belakang sang legislator.
“Proporsional terbuka itu kan, biar masyarakat tahu track record sang caleg. Apakah orang baik-baik, atau mantan koruptor,” jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Pemilihan Umum dengan sistem proporsional tertutup sangat tepat diterapkan dalam konteks saat ini. Dia mengatakan Indonesia sedang dihadapkan pada ketidakpastian imbas dinamika global.
Dari hitungan yang dilakukan, Hasto menilai gelaran Pemilu dengan sistem proporsional terbuka bisa memakan biaya hingga Rp 31 triliun pada 2024 nanti. Kendati demikian, ia menyerahkan kepada Komisi Pemilihan Umum selaku pemilik kewenangan dalam menghitung biaya Pemilu bersama pemerintah.
“Proporsional tertutup sangat tepat dalam konteks saat ini, di mana kita dihadapkan pada ketidakpastian secara global,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Selasa, 3 Januari 2023.
Dalam pemilu dengan sistem proporsional terbuka, rakyat memilih nama calon anggota legislatif. Sementara dalam proporsional tertutup, rakyat memilih tanda partai.
(Arya/Fajar)