FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Industri ritel diperkirakan kembali bangkit. Hal itu ditopang longgarnya aktivitas di pusat perbelanjaan.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kinerja penjualan eceran terus membaik. Hal itu terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) jelang akhir 2022 sebesar 204,3. Ada pertumbuhan sebesar 4,51 persen (yoy).
Salah satu daya topangnya adalah pengendalian pandemi Covid-19 yang sangat terukur. Apalagi saat ini pemerintah mencabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). BI memprediksi ekonomi bisa tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen (yoy).
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Sulselbar Ricky Theodores, mengemukakan jumlah penggunjung pusat perbelanjaan pada 2022 lalu naik sebesar 90 persen. Hal tersebut menandakan kunjungan ke pusat perbelanjaan mulai pulih.
"Kami di APPBI confident tahun ini akan sedikit lebih baik di bandingkan 2022. Tahun ini pengunjung akan sama dengan 2019,” ujar alumni ITB ini, Kamis, 5 Januari.
Meski kuantitas pengunjung mulai normal, pihaknya tetap melakukan berbagai antisipasi dalam bentuk inisiatif kerja sama dengan tenant. Salah satunya tetap menghadirkan program diskon dan event.
“Setelah pandemi, kami melihat pusat belanja bukan hanya untuk berbelanja tetapi tempat untuk berkolaborasi dan berkegiatan,” jelas alumni Nanyang University Singapura itu.
Meski demikian, analis ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Anas Iswanto Anwar Makkatutu memperkirakan daya beli masyarakat di tahun 2023 pada semester pertama menurun. Hal tersebut karena masyarakat masih dibayang-bayangi ancaman resesi dan PHK.