FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Jika benar Sandiaga Uno berlabuh di PPP, hal itu akan mengubah eskalasi peta politik. Sandiaga diterima oleh masyarakat Sulsel. Persaingan sengit akan terjadi jika dia berhadapan dengan kubu capres lain.
"Jika berpasangan dengan Ganjar, maka Sandi bisa mencuri atau menggeser suara Anies atau Prabowo, tetapi itu tidak signifikan," kata Attock Suharto, analis politik Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, sesaat lalu.
Sandi harus mampu mendekati ulama atau tokoh agama kharismatik untuk menarik simpati pemilih tradisional. Selain itu, ia juga harus menyolidkan dan merevitalisasi struktur PPP hingga ke tingkat grassroot.
"Memanfaatkan jabatannya untuk mensinergikan program-program prorakyat," tambah Attock.
Meski dapat mengangkat elektabiltas Ganjar secara nasional, untuk menang di Sulsel, Sandiaga masih butuh kerja politik ekstra. Sedangkan Anies mesti lebih menjaga dan massifkan jaringan dan relawannya untuk menjual keunggulan-keunggulannya kepada masyarakat di Sulsel.
"Hanya saja, suara Anies, suara ideologis sehingga tidak sulit baginya untuk mempertahankan. Sehingga Anies harus tetap waspada karena dinamika politik sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan," anggapnya.
Faktor kekhasan Sulsel lainnya adalah suara yang selalu terbagi, sehingga sulit diklaim oleh kandidat tertentu. Meskipun Pilpres 2019 didominasi Prabowo, peta persaingan akan berubah dengan munculnya kandidat baru.
"PPP masih memiliki kans, tapi ketokohan pasangan kandidat dengan programnya paling berpengaruh, bukan semata partainya," kata Firdaus Muhammad, analis politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).