FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Sejumlah pemuda menjadi bakal calon senator DPD RI seperti Al Hidayat Syamsu, Elli, dan Andi Armal.
Mereka akan bersaing dengan kandidat yang dominan sudah berusia lanjut. Selama ini empat kursi senator itu semua diborong oleh politikus gaek.
Bakal calon DPD RI, Andi Armal Alhakam mengatakan, jika pasca dinyatakan memeuhi syarat dukungan bakal calon di KPU. Tentu alan mengikuti tahap lanjutan verifikasi.
"Kan sudah kemarin KPU nyatakan kami penuhi syarat dukungan. Maka sekarang kami persiapkan untuk hadapi verifikasi," jelasnya, Minggu (7/1/2022), lewat sambungan via telepon.
Saat ditanya, soal dorongan sehingga dia mencalonkan diri, secara blak-blakan mengatakan dukungan keluarga dan semua kalangan. Apalagi pemilih-pemula serta komunitas milenial juga memberikan dukungan.
Pada saat pendaftaran syarat dukungan KTP dan sebaran. Ia menyetor 3.348 KTP yang sebaranya di 24 daerah kabupaten dan kota.
Dia menegaskan, dirinya sangat optimis untuk mendapat amanah dudul di DPD RI. Apalagi saat ini berbagai dukungan terus mengalir.
"Kita pasti optimis sekali karena dorongan teman teman di Sulawesi Selatan, khususnya Makassar dan Sidrap mendukung sekali. KTP terbanyak di dua daerah ini," ungkapnya.
Ditegaskan, dia memastikan tim-timnya akan bergerak di semua Kabupaten dan kota. Apalagi pasca putusan KPU soal memenuhi syarat administrasi nantinya.
"Kita pastikan semua tim-tim yang di kabupaten/kota siap siap. Setelah ada lagi nanti keputusan KPU selanjutnya Tahapan, kemarin sudah rapat cuma menunggu. Kalau sudah ditetapkan sebagai calon kita seperti biasa untuk lakukan hal hal politik yang berjalan tahun 2024," tuturnya..
Selain itu, semua pemilih tetap dilakukan sosialisasi. Baik di lapangan setiap kabupaten. Bahkan lagi menyusun jadwal mulai dari mana ke mana.
"Kita menggarap semua, pemilih Milenial tidak lupa juga pemilih yang lanjut usia yang masih bisa memilih. Karena kalau semua milenial kami pasti akan sisir termudah," katanya.
"Kita tetap kondisikan, maksimalkan semua pemilih kita tetap bersosialisasi di lapangan setiap kabupaten. Kita lagi menyusun jadwal kita mulai dari mana ke mana. Mungkin besok rapat lagi," sambungnya.
Sedangkan, calon termuda lainya, Al Hidayat Syamsu merasa syukur karena berkas syarat dukungan KTP dinyatakan memenuhi syarat. Kini menanti tahapan selanjutnya.
"Alhamdulillah, siang tadi saya telah melengkapi beberapa persyaratan calon DPD RI Dapil Sulawesi Selatan," jelasnya.
Ditegaskan, dirinya maju sebagai DPD RI adalah bagian dari perjuangan. Dia meyakini bahwa sebagai generasi milenial harus tampil untuk mengabil bagian dari perubahan sosial.
"Mewakili anak muda sebagai Senator DPD RI. Mohon dukungan dan doa ta’ untuk Anak Mudanya Makassar dan Sulawesi Selatan," jelasnya.
Anggota DPRD kota Makassar itu mengatakan, aktivitas saat ini terjun langsung evakuasi banjir kota Makassar juga memberikan bantuan untuk masyarakat di kota ini.
Banyak masukan, sudut pandang, dan cerita dari berbagai masyarakat yang membuat hati saya semakin tergerak untuk membangun kota Makassar dan Sulsel menjadi tempat ternyaman dan teraman bagi masyarakat.
"Segala aspirasi masyarakat telah saya tampung, untuk kota Makassar yang lebih baik," tuturnya.
Politisi muda itu menyampaikan, pihaknya berhasil mendapat dukungan dari masyarakat. Buktinya, ada 6 ribu lebih sebaran dukungan disetor ke KPU dan 2 ribu sebagai cadangan.
"Dalam satu bulan kami bersama teman-teman semua keliling sehingga kami mendapatkan 8000 surat dukungan KTP maupun form. Tapi yang kita setor hanya 6000 saat verifikasi pertama," tukas Al Hidayat Samsu.
Soal niatan maju sebagai senator DPD RI, Kata Hidayat--sapaan akrabnya, dirinya ingin berbuat lebih banyak untuk warga Sulsel. Terlebih, tidak ada perwakilan anak muda di DPD. Mayoritas politisi senior. Ia optimisti bisa duduk sebagai senator DPD.
"Artinya kami melihat di DPD RI selama ini tidak ada keterwakilan anak muda. Semuanya senior-senior politisi," tegasnya.
Hidayat menjelaskan, ada 54 persen potensi pemilih anak muda saat Pemilu 2024. Ia ingin Sulsel ini menjadi rumah bagi semua masyarakat.
"Tak kenal tua, muda atau golongan yang bisa membuat pecah belah umat. Intinya, bisa bekerja membuat Sulsel semakin baik," pungkasnya.
Salah satu juga figur milenial Harmasyah selaku Ketua Karang Taruna Sulsel ini mengatongi 4.444 KTP dengan sebaran di 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan.
Saat dihubungi politisi Muda itu menyampaikan, rasa syukurnya atas suport dari sahabat dan rekan aktivis yang begitu besar memberi perhatian untuk memberi dukungan KTP sebagai syarat pencalonan anggota DPD dari Dapil Sulawesi Selatan.
"Saya mengatongi 4.444 KTP dengan sebaran 24 kabupaten dengan memperebutkan 4 kursi di tahun 2024. Saya Bismillah," singkatnya.
Sementara itu, Direktur Profetik Institute, Asratillah mengatakan kedepan para kalangan muda butuh pembuktian menjadi bagian dari perubahan lewat wakil rakyat.
"Saya kira peran milenial luar biasa. Dengan pemilih terbanyak maka butuh ajang pembuktian dalam perubahan sosial," jelasnya, Minggu (7/1/2023).
Dijelaskan, dalam konteks pemilihan anggota DPD, maka variabel keterpilihan kandidat yang cukup mendominasi adalah modal kultural.
Yang di maksud dengan modal kultural di sini adalah ketokohan kandidat, kharisma personal, sampai sejauh mana kandidat bisa merepresentasikan segmen kultural dan religi tertentu.
"Dan ini bisa terlihat dari komposisi anggota DPD RI dari Sulsel yang terpiluh 2019 silam," katanya.
Lanjut Asratillah, dari bebererapa survei yang kami lakukan, untuk pemilihan anggota DPD RI, sebagian besar informan mempertimbangkan variabel ketokohan.
Jika dianalisis lebih mendalam, yang dimaksud oleh informan sebagai ketokohan adalah rekam jejak di organisasi-organisasi keagamaan, keaktifan dalam kelompok-kelompok kebudayaan, termasuk legacy yang ditorehlan oleh kandidat di tengah-tengah masyarakat.
Lalu yang menjadi pertanyaan sejauh mana para bakal kandidat DPD RI yang masuk kategori millenial bisa mengeruk kantong suara millenial di Sulsel.
"Saya pikir jawabannya relatif, karena selama ini pemilih millenial tdk bisa dianggap hanya melirik kandidat yang millenial pula," tuturnya
"Banyak kasus justru kandidat senior yang bisa mengeruk kantong suara millenial, selama kandidat tersebut mampu merancang program yang menyentuh kebutuhan dan minat pemilih millenial," sambung dia.
Ditambahkan, jika para kandidat DPD RI yang masih muda mau berkosmpetisi dengan kandidat yang senior, maka mau tidak mau mereka mesti membangun ketokohan diri, walaupun ketokohan tidak bisa dibangun dalam waktu singkat.
"Selain itu, mereka mesti mendesain komunikasi dan program politik yang mampu menyentuh hati pemilih millenial. Umur kandidat yang masih muda bukan jaminan mereka akan dipilih oleh para pemilih yang muda pula," pungkasnya.
Sedangkan, Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Attock Suharto berpandangana untuk DPD memang sangat kompetitif, peluang anak-anak muda sangat terbuka untuk bisa merebut minimal 1 kursi meskipun harus bekerja keras.
"Untuk mendapatkan 1 kursi, maka politis muda itu harus mampu mensolidkan suara pemilih milineal, kemudian harus memiliki daerah basis," saran Attock.
Kandidat Doktor Ilmu komunikasi Politik itu menilai tahun 2024 adalah politik anak muda, asumsi dasarnya adalah potensi kaum milineal dalam politik semakin meningkat.
Populasi ini tentunya sangat potensi dikemas oleh anak muda, bila kemampuan penguasaan terhadap tehnologi menjadi modal dasar bagi anak muda yg membranding dirinya dengan tanpa kost politik yang besar.
"Selama ini senator hanya di kuasai oleh kaum tua yang kebetulan punya pengaruh politik sebelumnya. Nah, kalau anak muda mau merepresentasikan dirinya sebagai keterwakilan politik di parlemen," katanya.
"Dengan meminjam istilah Max Weber tentang gereontokrasi maka anak muda harus memutus mitos kekuasaan orang tua itu dengan cara berpolitik secara elegant," pungkasnya menambahkan.
Tak hanya itu, pada kesempatam ini, Direktur Eksekutif Indeks Politika Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir menuturkan, jika calon DPD RI itu yang besar peluangnya adalah figur yang di dukung full parpol dan ormas.
"Dan beberapa figur maju DPD didukung Parpol dan Ormas Harmansyah di dukung Gerindra dan KarangTaruna sulsel," katanya.
Dia menyebutkan, Tamsil Linrung didukung PKS dan Gelora serta ormas-ormas seperti Wahda. Tobo Haeruddin didukung NasDem dan KAHMI.
Ketiga figur tersebut menurut analisanya paling besar kans-nya karena ada mesin politik yang bergerak membantu mereka.
"Ke empat adalah perwakilan non muslim yang menurut saya berpotensi bersatu meloloskan salahsatu figur nya," pungkasnya. (selfi/fajar)