FAJAR.CO.ID,MAKASSAR — Sikap Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto tidak berubah. Ia konsisten menolak pembangunan rel Kereta Api (KA) model at grade di Makassar.
“Saya konsisten, saya akan melindungi rakyat saya. Apapun keputusannya terserah, tapi tanggung jawab,” kata Danny kepada wartawan, Minggu (9/1/2023) di Baruga Anging Mammiri, Makassar.
Sejak dicanangkannya proyek strategis nasional itu, Danny bilang Pemerintah Kota Makassar tidak pernah sama sekali diberikan laporan terkait perkembangan pembangunan.
“Saya tidak pernah dilaporin, sebelumnya dari perencanaan itu nda pernah dilapori kita,” ungkapnya.
Saat ini, Kereta Api itu sudah beroperasi sepanjang 84 kilometer, melintasi Stasiun Mandai Maros hingga Stasiun Garongkong Barru. Rute ini melewati total 10 stasiun.
Untuk pembangunan rel Maros-Makassar sendiri, hingga saat ini masih berkutat soal pembebasan lahan. Namun dampaknya kata Danny sudah berasa, ia menyinggung banjir yang merendam jalan tol dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada November 2022.
“Kalau sekarang kan, belumpi masuk Makassar sudah banjirmi jalan tol sama bandara. Coba mi cek kenapa baru kali ini bandara dan jalan tol banjir, saya tidak mau duga apa-apa. Coba cek kenapa. Karena setelah ada itu barang. Apalagi kalau masukmi di Makassar. Liatmi,” ujar Danny.
Danny sendiri sejak awal menyarankan, agar rel kereta api yang akan dibangun di Makassar menggunakan model elevated atau layang. Hal itu ditentang oleh pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, salah satu alasannya karena biaya yang mahal.
Padahal kata Danny, sejak awal perencanaan proyek ini Analisis mengenai dampak lingungannya (Amdal) dengan perencaan konsep elevated.
“Dulu itu elevated, dulu itu amdalnya elevated. Makanya saya minta, mana amdalnya, tidak pernah dikasi liat. Dari dulu itu elevated, saya tau bahwa saya itu orang yang lama mengingat. Dulu di (hotel) Claro itu amdalnya elevated masuk di Makassar,” terangnya.
(Arya/Fajar)