Selain itu dia menemukan dokumen-dokumen berharga terkait pengadaan bansos Perumda Pasar Jaya ini.
“Semua bersumber dari hasil Forensik Audit yang dilakukan oleh Ernst & Young terkait pelaksanaan bansos ini, karena forensik pasti datanya detail. Berawal dari Risalah Rapat Dewan Pengawas, Direksi dan KAP pada tanggal 12 Mei 2022 terkait temuan-temuan forensik audit yang dilakukan EY terkait Bansos ini,” ungkapnya.
Temuan dugaan adanya kesalahan adminstrasi yang dilakukan saat penyaluran bansos dan di point 11 KAP EY kata dia menyatakan adanya istilah Unknown Shrinkage (kehilangan yang tidak diketahui) senilai Rp150 Miliar karena banyak modus seperti double Surat Jalan.
Aparat penegak hukum sudah seharusnya bergerak dengan temuan EY ini, hanya untuk ‘kesalahan prosedural’ saja EY sudah katakan adanya kebocoran Rp150 Miliar.
Lebih jauh kata dia, uang Bansos 2020 senilai Rp2,85 Triliun ini direncanakan untuk dibagikan dalam bentuk 15 juta paket sembako dan diberikan dalam 11 tahap selama tahun 2020.
EY melakukan analisa vendor yang ditunjuk Perumda Pasar Jaya hasilnya mengejutkan.
Vendor-vendor Bansos DKI 2020 ini berjenis usaha dari pengelola parkir, tukang AC, SPBU sampai kontraktor bangunan.
“Nama-nama suplier beras Bansos DKI hasil Tracing KAP EY, lengkap mulai dari Relawan Anies, anggota DPRD dari parpol pengusungnya hingga bohir swasta. Disini bukti kehebatan partai @psi_id nama anggota mereka clean n clear,” ujarnya
Total pengadaan Beras untuk Bansos DKI 2020 sebanyak 14.980.000 paket. EY fokus di supplier pengadaan beras karena melihat sektor ini paling mudah dibagi-bagi ke orang-orang terpilih.