FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Sistem pemilu tertutup atau terbuka terus menjadi perbincangan publik.
Diketahui, uji materi Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang terkait sistem proporsional terbuka sedang berproses di Mahkamah Konstitusi. Penggugat menginginkan proposional tertutup.
Perbedaan antara proporsional tertutup dan terbuka cukup siginifikan. Dengan proporsional tertutup, maka surat suara hanya berisi logo partai.
Sedangkan, dengan proporsional terbuka, para caleg akan tetera namanya dalam surat suara.
Baru-baru ini delapan partai politik menyatakan menolak dengan sistem proporsional tertutup.
Delapan partai parlemen itu diantaranya PKB, PAN, PPP, NasDem, Demokrat, Golkar, Gerindra san PKS.
Sementara itu, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla angkat bicara soal sistem yang menuai polemik tersebut.
Dia mengklaim bahwa dirinyalah yang pertama kali menginisiasi sistem proporsional terbuka.
“Dulu kan tertutup ya. Pertama kali yang mengusulkan terbuka saya. Supaya orang mengetahui orang yang dia pilih,” kata JK-akronim namanya belum lama ini.
Pria kelahiran Bone ini menilai sistem proporsional tertutup cenderung memiliki sisi negatif.
Mantan Wapres dua periode ini lebih sepakat dengan sistem proporsional terbuka yang telah disepakati sebelumnya.
Meski demikian, dia membeberkan sisi negatif proporsional terbuka dengan menggunakan diksi jeruk makan jeruk.
“Timbul negatifnya yang (proporsional, red) terbuka itu, jeruk makan jeruk. Jadi sudah benar itu terbuka, yang harus dihindari soal negatifnya,” kata JK. (selfi/fajar)