FAJAR.CO.ID, SURABAYA -- Peredaran makanan berbahan nitrogen cair yang salah satunya pada jajanan ciki ngebul menjadi perhatian aparat pemerintah. Pasalnya, jajanan yang kini viral itu ternyata berbahaya bagi kesehatan.
Untuk mengantisipasi jatuhnya banyak korban terutama kalangan anak-anak, Pemerintah Provinsi Jawa Timur membentuk tim investigasi untuk menelusuri makanan tersebut.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jumat, mengatakan tim investigasi dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Jatim Erwin Astha Triyono yang diawaki oleh Tim Gerak Cepat (TGC).
“Temuan dari tim investigasi nantinya segera ditindaklanjuti sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan,” kata Khofifah.
Awal Januari lalu, Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor KL.02.02/C/90/2023 tentang Pengawasan terhadap Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji, menindaklanjuti puluhan kasus keracunan anak-anak setelah mengonsumsi jajanan berbahan nitrogen ciki ngebul yang terdata sejak Juli 2022.
Salah satu kasus terjadi di Jatim. Jajanan ciki ngebu yang dibeli seorang bocah dari pedagang keliling di Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, tiba-tiba mengeluarkan api yang menyambar tangan, dada, serta pakaiannya.
Sang bocah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo dan berhasil diselamatkan setelah mengalami luka bakar sekitar 30 persen.
Gubernur Khofifah mengimbau tempat pengelolaan pangan selain restoran, seperti gerai pangan jajanan keliling untuk saat ini tidak direkomendasikan menggunakan bahan nitrogen cair pada produk pangan siap saji yang dijual.