FAJAR.CO.ID, MAKASSAR --- Wacana pemerintah membatasi pembelian tabung gas elpiji 3 kilogram akan berlaku. Ke depan, pembeli mesti menunjukkan KTP.
Upaya ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan pemerintah dalam memberikan subsidi tepat sasaran. Meski belum ada kepastian waktu penerapannya di Sulsel, wacana ini mebuat khawatir para penjual elpiji 3 Kg dan masyarakat.
Sahar, pedagang eceran elpiji 3 Kg di Bumi Tamalanrea Permai (BTP), mengakui sempat mendengar desas-desus pembelian melalui KTP ini. Hanya saja, ia belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait metode pembeliannya nanti.
"Saat ini belum ada info langsung, karena saya juga masih jual stok, jadi belum ambil lagi," terangnya Sahar, kemarin.
Saat ini permintaan tabung gas pun masih stabil dan tak ada lonjakan dari masyarakat. "Saya masih rata jual Rp21 ribu, sejauh ini masih aman-ji yang beli begitupun dengan harganya," lanjut Sahar.
Berdasar pantauan, beberapa toko ecer masih menjual seperti biasa. Ada pula toko yang kehabisan stok. Seperti yang terjadi di salah satu toko kelontongan Jl Cenderawasih V. Rahma, sang pemilik toko mengaku sudah dua hari tidak menjual elpiji, sebab belum menerima suplai dari distributor.
Terkait dengan wacana membeli dengan KTP, Rahma mengaku pasrah akan ketentuan itu. Ia hanya mengkhawatirkan jika masyarakat enggan langsung membeli pada dirinya.
"Dahulu, kan, sempat ada wacana yang minyak goreng pakai KTP, ini gas lagi. Jadi kami khawatir kembali," singkatnya.
Sebelumnya, Senior Spv Communication dan Relation Pertamina Patra Niaga Sulawesi Taufiq Kurniawan mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan instruksi terkait pembelian elpiji 3 Kg menggunakan KTP di wilayahnya.
Hanya saja, menurutnya penggunaan KTP yang diaturkan hanya bisa terjaga pada Pangkalan dan Agen. Tahapan toko atau pedagang eceran tak lagi menjadi ranah pengawasan pihaknya.
"Dari 2016 sudah diterapkan, cuma penyalur terakhir dari Pertamina adalah agen, setelah sampai ke toko tak lagi ranah kami," terangnya.
Meski begitu, pihaknya tetap menyambut baik adanya kebijakan guna memperketat kesuskesan subsidi tepat. Taufiq berharap agar dicoba supaya nanti tidak ada yang pakai secara berlebihan atau subsidinya sesuai dengan yang diperuntukkan.
"Tapi sejauh ini pemerintah itu baru sekadar wacana mencari formulasi yang pas untuk diterapkan dengan pas," tutur Taufiq.
Terpisah, Guru Besar Fakultas Ekonomi Unhas Prof Hamid Paddu menjelaskan pembelian elpiji 3 Kg menggunakan KTP merupakan langkah baik yang dilakukan. Ini guna menjaga kesalahan target subsidi.
Sehingga, kebijakan ini bersifat afirmatif sebagai strategi pemerintah. Apalagi, di lapangan, kontrol terhadap sasaran subsidi masih sulit dilakukan.
"Sebab, jika target masih terus salah, maka pemerintah akan lebih banyak mengeluarkan dana, makanya ini sebagai salah satu langkah lagi," paparnya.
Terkait pendistribusian elpiji 3 kilogram per Januari 2023 di Sulsel berjalan dengan normal dan lancar ke 154 Agen. Sementara, ketahanan stok epliji 3 kilogram (coverage day) rata-rata selama 5,1 hari atau stok 11.400 metrikton. (fni/zuk/fajar)