Dia juga membagikan hasil wawancara dengan sebuah media dalam unggahan tersebut. Disebutkan jika dirinya prihatin dengan adanya fenomena tersebut.
"Saya sungguh prihatin dengan adanya orang yang menggunakan TikTok untuk mengemis. Tetapi ini kita tidak bisa lihat hanya karena kasus itu sendiri. Kita juga harus bertanya mengapa mereka melakukan hal demikian," kata Musni dalam wawancara tersebut.
Lebih lanjut dia menuturkan jika hal ini perlu ditelusuri lebih kanjut terkait tujuan melakukan kegiatan ngemis online yang melibatkan lansia tersebut.
"Kalau bisa kita telusuri siapa yang melakukan itu. Bagaimana latar belakang kehidupan ekonominya. Tentu kita bisa memastikan bahwa memang tidak ada pilihan mereka harus melakukan seperti itu untuk mendapatkan uang," katanya.
"Dan mereka juga belum tentu bisa diterima bekerja di berbagai tempat apalagi kalau tidak punya keterampilan. Jadi satu-satunya cara yang mereka bisa gunakan dari sekian banyak cara selain mengemis di jalan adalah menggunakan media sosial untuk mengemis termasuk TikTok," sambungnya.
Di sisi lain, dirinya juga menilai jika kegiatan itu merupakan suatu kegiatan yang bisa memanfaatkan media sosial untuk mencari penghasilan.
"Tentu akan terjadi pro kontra, ada yang mencaci maki dan lainnya. Tetapi kita sekali lagi kita harus melihat dari kehidupan mereka. Kalau ternyata mereka adalah orang yang sangat susah maka itu adalah suatu kehebatan. Mereka menggunakan media sosial untuk mencari nafkah karena mereka tidak punya cara lain," imbuhnya.