“Betul bahwa posisi utang akhir 2022 Rp 7.733,99 T. Besar ya? Iya! Sdh sy jelaskan konteks dan reasoning di atas. Kue ekonomi dan produktivitas kita pun membaik. Rasio utang sdh turun dari 40,74% di 2021 menjadi 39,57% di 2022,” jelasnya.
Ia bilang negara mesti optimis. Beda dengan rumah tangga yang makin tua makin tidak produktif.
“Negara selalu muda, bahkan makin berumur bisa lebih produktif. Melunasi utang menjadi kurang relevan, apalagi komposisi utang kita baik dan sehat. Didominasi SBN, dalan IDR dan dipegang investor domestik,” pungkasnya.
Menurut AHY, utang luar negeri Indonesia semakin menumpuk, sedangkan cadangan devisa semakin menipis karena menahan nilai rupiah yang belakangan mulai melemah.
“Kita juga tahu gelombang PHK terjadi sana-sini. Ini semua tentu mengancam masa depan, nasib para buruh dan pekerja nasional kita,” ungkap AHY dalam pidatonya, dikutip fajar.co.id dari Twitter PDemokrat.
(Arya/Fajar)