Hal ini berarti, mungkin saja kesepakatan ini akan ditinjau kembali oleh keduanya. Bergantung pada kesepakatan masing-masing dalam mempertimbangkan kepentingan partainya.
Namun, keduanya tidak bisa saling memaksakan. Jika saling ngotot, misalnya Cak Imin harus cawapres, maka potensi bubar itu bisa saja terjadi.
Ali Armunanto, yang juga analis politik Unhas kembali menegaskan untuk saat ini jika Prabowo-Cak Imin berpasangan, akan sulit menang. "Karena kedua partai ini beda ideologi," kata Sukri.
Sehingga, koalisi ini lebih kepada bargaining politik saja. Tidak untuk berpasangan. "Bargaining itu, misalnya, soal jatah menteri untuk PKB berapa, dan lain-lain. Kalau pasangan pasti Prabowo akan berpikir," pungkas Ali.
Ketua DPD Gerindra Sulsel A Iwan Darmawan Aras (AIA) mengatakan Sekber menjadi penegasan bahwa kedua partai makin solid. Namun, apakah sekber ini juga sebagai komitmen untuk berpaket? AIA mengatakan tak bisa menjawabnya.
"Kalau ini domain ketum (Ketua Umum Gerindra) yang bisa jawab," jelasnya.
Terkait pendirian sekber di Sulsel, anggota DPR RI ini mengaku masih menunggu petunjuk DPP. "Yang sementara on progress sekarang di Sulsel, kantor Badan Pemenangan Presiden Provinsi Sulsel," ujarnya.
Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad menyebut akan dibangun sekber di Sulsel. Ia mengaku sudah bicara dengan Ketua DPD 1 Gerindra dan ada pengusaha yg mau menyumbang untuk sekber di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar.
Soal paket, Azhar juga mengatakan itu ranah DPP. Namun, pengurus di Sulsel berharap paket itu bisa terjadi. "Tapi memang untuk saat ini tak perlu terburu-buru deklarasi. Ini bukan Pilkada. Waktu masih panjang," katanya.