Akibat Dugaan Korupsi BTS Kominfo, Pemerataan Internet di 12.548 Desa Terhambat

  • Bagikan
Ilustrasi penggunaan internet (dok: Jawapos)

Heru melanjutkan, keberadaan internet dan telekomunisasi memiliki peran vital dalam menjaga perekonomian nasional saat pandemi Covid-19 pada 2020-2022. Sebab, masyarakat masih bisa produktif sekalipun aktivitas dilakukan secara daring (online).

"Kalau enggak (internet dan telekomunikasi), Indonesia sudah hancur-hancuran, resesi berulang-berulang. Dengan kemajuan internet, infrastruktur digital, kita masih bisa tetap bekerja walaupun secara online, bisa tetap belajar walaupun dari rumah," katanya.

"Kita tidak tahu ke depan akan ada wabah apa lagi, virus apa lagi, tapi setidaknya kita sudah bersiap. Dan di sisi lain, transaksi yang bergantung dengan digital meningkat secara data, seperti e-money sampai Rp400T. Ini, kan, capaian yang cukup besar, belum lagi e-commerce, transportasi online," imbuhnya.

Heru menambahkan, potensi perekonomian digital di Indonesia tergolong besar. Diproyeksikan mencapai lebih dari US$120 miliar pada 2025 bahkan Rp5.00o triliun pada 2030. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan internet menjadi vital.

"Jangan berharap kita mendapatkan manfaat dari ekonomi digital kalau infrastrukturnya tidak bagus, kalau infrastrukturnya tidak menyatukan semua Indonesia, tidak tersebar secara merata hingga ke desa-desa," tegasnya.

Apabila pembangunan infrastruktur internet dan telekomunikasi terganggu, Heru berpendapat, hal itu bakal membuka peluang dunia internasional mengolok-olok Indonesia. Alasannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada forum G20 di Bali, November 2022, mengangkat pembangunan infrastruktur digital di Tanah Air.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan