Selain Aher, PKS Sulsel Usul Khofifah dan Amran Sulaiman Jadi Bakal Cawapres Anies

  • Bagikan
Anies Baswedan menemui CEO Tiran Group, Andi Amran Sulaiman, di kantornya, AAS Building, Makassar, Sabtu (22/1/2022).

FAJAR.CO.ID MAKASSAR - Koalisi Perubahan yang saat ini terdiri dari partai NasDem, Demokrat dan PKS dikabarkan bakal deklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres 2024 pada Februari mendatang.

Terkait sosok pendamping Anies, kabarnya NasDem dan PKS dari awal ingin memasangkan Anies Baswedan - Khofifah Indar Parawansa sebagai Capres-Cawapres 2024.

Hanya saja tertunda karena, Demokrat masih menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres Anies. Kini tarik ulur masih terjadi sehingga tak kunjung deklarasi.

Menanggapi soal PKS yang mendorong Gubernur Jawa Timur Khofifah mendampingi Anies. Pengurus DPW PKS tak menampik hal itu. Bagi PKS sudah menjadi keputusan partai.

Sekretaris DPW PKS Sulsel, Rustam Ukkas menyampaikan bahwa usulan nama Khofifah sebagai Cawapres Dampingi Anies telah dibahas dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) PKS Sulsel. Bahkan menjadi rekomendasi untuk disampaikan ke DPP PKS.

"Khofifah juga pernah menjadi salah satu usulan nama capres/cawapres dari PKS Sulawesi Selatan," kata Rustam Ukkas, Minggu (29/1/2023).

Menurutnya, setiap pengurus PKS seluruh wilayah diarahkan untuk mengirimkan nama-nama capres/cawapres yang akan diusulkan. Dan ini menjadi masukan untuk DPP dalam hal ini menetapkan nama.

"Selain Khofifah dari PKS Sulawesi Selatan. Nama yang lain, Andi Amran Sulaiman (mantan Menteri Pertanian) dan Ahmad Heryawan (Aher)," jelasnya.

Menurutnya, dalam waktu dekat PKS akan mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta, tanggal 24 - 26 Februari 2023, yang terundang semua ketua DPD se-Indonesia. Pengurus DPW dan Ketua DPD se-Indonesia.

Soal deklarasi, selaku pengurus DPW PKS Sulsel, ia menuturkan belum mengetahui karena hingga kini masih menjadi pembahasan dan pengkajian di DPP PKS.

"Untuk deklarasi belum ada informasi dari DPP terkait hal ini. Begitupun dengan Cawapres. Belum ada info terkait hal ini," tegasnya.

Sebagai Gubernur di Jawa Timur, basis suara pastinya cukup besar. Belum lagi mayoritas warga Jawa Timur itu Nahdhiyin. Selain Gubernur, Khofifah adalah mantan ketua Muslimat NU.

Tentu, Khofifah di kalangan kaum perempuan Nahdhiyin juga sangat kuat. Majunya Khofifah sebagai cawapres, besar kemungkinan akan mampu meraih lebih dari 50 persen suara warga Jawa Timur.

Diprediksi bisa lebih besar dari suara yang diperoleh saat pilgub Jatim mengingat saat ini Khofifah adalah Gubernur Jatim. Sebagai Gubernur, prestasi, hasil kerja dan jaringan Khofifah tentu makin besar.

Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar, Attock Suharto mengatakan bangunan koalisi NasDem, PKS dan Demokrat sudah hampir menemui titik temu.

"Apalagi, Demokrat sudah sepakat menyerahkan sepenuhnya penentuan cawapres kepada Anies. Sehingga, koalisi perubahan ini sedikit waktu lagi akan deklarasi," katanya.

Soal peluang Cawapres. Kandidat Doktor ilmu komunikasi politik UIN Alauddin Makassar itu menilai bahwa peluang Khofifah lebih baik dari AHY.

Menurutnya, jika dilihat dari basis riil karena Khofifah setidaknya memiliki tiga keunggulan politik, yaitu Gubernur, NU dan perempuan.

"Juga keunggulan Khofifah itu tentu dinilai mampu menaikkan elektabilitas Anies, khususnya untuk menggaet pemilih Nadliyin dan Jawa Timur tentunya," jelasnya.

Diketahui, tidak saja Jawa Timur, dengan mengambil Khofifah sebagai cawapres, warga Nahdhiyin di seluruh Indonesia, termasuk di Jawa Tengah akan merasa memiliki representasinya. Ini juga sekaligus dapat mengurangi suara bakal calon dari PDIP, khususnya di Jawa Tengah.

Jawa Timur merupakan penduduk terpadat kedua setelah Jawa Barat. Ada 30 juta pemilih di Jawa Timur. Anies kuat di Jawa Barat, tapi tidak di Jawa Timur. Dengan memasangkan Anies-Khofifah, maka relatif mudah bagi koalisi perubahan memenangkan Jawa Timur dan Jawa Barat.

Membaca data pemilu-pemilu sebelumnya, siapa yang menang di dua dari tiga wilayah terbesar di Indonesia ini yaitu Jabar (34 juta pemilih), Jateng (27 juta pemilih) dan Jatim (30 juta pemilih).

Sebelumnya, Ketua DPW Mileanies Sulsel sekaligus admin Forkom Relawan Anies Baswedan Sulsel Asri Tadda mengatakan, memang pihaknya melihat sosok yang ideal itu bukan dari partai.

“Kalau yang ideal dari kami relawan itu memang sebaiknya bukan dari partai. Ini supaya posisi semuanya enak,” ucapnya kepada Fajar.co.id, Selasa, (17/1/2023).

Menurutnya Khofifah merupakan sosok yang ideal. Karena representatif dari perempuan dan Indonesia Timur.

“Itu ada figur seperti bu Khofifah. Ibu Khofifah itu dianggap representatif perempuan. Yang kedua Indonesia Timur. Karena dia ada darah Sulselnya misalnya. Jadi dia bisa jadi representasi Indonesia Timur. Sehingga ini jadi seimbang,” tutur Asri.

Meski demikian, sebagai relawan Anies, pihaknya tetap menyerahkan pilihan bacawapres ke Anies.

“Kalau pun misalnya ibu Khofifah nda jadi, nda bisa jadi cawapres sebenarnya mita nda persoalkan. Yang penting siapapun pilihan Cawapresnya pak anies, itu membuat pak anies bisa menang jadi presiden,” tandasnya. (selfi/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan