"Klo pengalaman saya pribadi, mau kerja di kota atau daerah tidak ada pemaksaan. Semua pilihan masing-masing. Jgn terlalu percaya omongan orang yg sembunyi di balik anonimitas," tulis dr. Shela dikutip dari unggahan Twitter, Rabu (1/2/2023).
Dia juga melampirkan sebuah akun anonim yang tidak menggunakan nama asli dalam postingan tersebut. Postingan tersebut mengklaim jika praktik yang demikian masih ada di beberapa tempat.
"Pak @budigsadikin tau ada dokter spesialis baru lulus gak diterima kerja di kota, harus ke pinggiran karena seniornya gak bersedia bagi kue di rs besar? Masih ada praktik wajib kulo nuwun ke KSM di faskes-faskes, kalau tidak diterima, maka tidak boleh masuk. Dok @dante.harbuwong gak mungkin gak tau donkk yaach," tulis akun @ppds_julid.
dr. Shela kemudian memberikan pesan menohok. Menurutnya jika ada yang ingin memberikan kritik dan saran, harus berani mengungkap identitasnya. Hal ini menurut dr. Shela bertujuan agar pernyataan tersebut bisa dianggap kredibel guna menghindari informasi simpang siur.
"Kalo mau kritik atau kasih saran, atau jadi whistleblower harus berani buka identitas supaya apa yg dibicarakan dianggap kredibel. Ngomong ngalor ngidul pake akun anonim sama dengan omong kosong. Caper doang, ga usah dianggep," pungkasinya. (Elva/Fajar)