Jokowi Batal Reshuffle Kabinet, Pengamat Sebut Kunjungan Paloh Berdampak

  • Bagikan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) dan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh di Jakarta, Senin, 2018. TEMPO/Subekti

FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Isu reshuffle pada Rabu Pon, 1 Februari, tidak terjawab. Presiden Joko Widodo tidak menjawab dengan gamblang benar atau tidaknya kabar tersebut. Kepala Negara justru meninggalkan Jakarta.

Kemarin pagi, Jokowi menghadiri Mandiri Investment Forum (MIF) di Jakarta. Selesai acara Jokowi sempat menemui awak media. Ketika ditanya soal rencana reshuffle dia tak menjawab tegas.

“Yang jelas hari ini adalah Rabu Pon,” katanya sambil tertawa dan meninggalkan kerumunan.

Pada 13.30 Jokowi dan rombongan take off dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bali. Sesampainya di Pulau Dewata, Jokowi menuju Kabupaten Gianyar. Disana, Presiden hadir untuk meresmikan Pasar Seni Sukawati.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara mengatakan bahwa pasar rakyat tersebut mengalami perubahan yang sangat drastis, salah satunya dengan penataan produk-produk yang lebih rapi dan tertata. Presiden pun berharap Pasar Seni Sukawati akan semakin dikenal.

"Kita juga tahu setelah PPKM dicabut di akhir Desember tahun lalu, kita harapkan turis-turis akan makin banyak ke Pulau Dewata,” katanya.

Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan Rabu Pon gagal menjadi momentum reshuffle kabinet.

Pertama, pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh beberapa waktu lalu telah menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Asumsinya, menteri dari Nasdem dipertahankan, lalu Nasdem bakal menjaga Jokowi sampai 2024. Kedua, Jokowi akan kehilangan partai politik yang bisa diajak kompromi, jika Nasdem dikeluarkan dari pemerintahan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan