FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan membagikan pengalamannya saat dirinya tergabung dalam Ekspedisi Kopassus-Indonesia Everest 1997.
Iwan yang saat itu masih menjadi prajurit tidak memiliki pengalaman mendaki gunung. Bahkan dia juga tidak mengetahui apa itu Gunung Everest.
“Latihan dingin di Gunung Gede. Tidur di atas dan bangun jam 4, kemudian lari dari Gunung Gede ke Pangrango setiap hari. Namun dibandingkan Everest tidak ada apa-apanya,” kata Iwan dilansir dari poadcast Deddy Corbuzier, Jumat (3/2/2023).
Bersama rekan-rekannya, Iwan berangkat pada tanggal 18 Desember 1997 ke Nepal untuk berlatih di Gunung Paldor dan Gunung Island Peak.
Menariknya, saat itu Iwan menjadi prajurit tertua dalam ekspedisi tersebut. Tetapi, ketika baru tiba Iwan langsung muntah-muntah dan tidak bisa melanjutkan pendakian.
Iwan bercerita, mendaki Gunung Everest itu sebenarnya tak bisa sembarangan. Seorang pendaki harus mempersiapkan diri tiga sampai lima tahun.
Pendaki harus memulai latihan dengan mendaki gunung dengan ketinggian 3 ribu meter di atas permukaan laut (mdpl), lalu 4 ribu, dan 5 ribu. Harus pernah mendaki gunung es lalu baru bisa mendaki Everest.
Sebagai senior Iwan sempat malu karena tidak bisa ikut melanjutkan perjalanan.
"Saya di situ merenung, sedih, malu. Masa pulang? Saya perwira satu-satunya akademi militer yang diharapkan dapat memimpin pendakian Everest, masa saya gagal dalam tugas?” ungkap Iwan.
Berkat kegigihannya, mantan Waaslat Kasad bidang Kermamil itu berhasil menyusul anggota lainnya yang lebih dulu sampai.