FAJAR.CO.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) berkontribusi untuk menjaga keamanan dalam dinamika pembangunan di Indonesia.
Kata Ridwan Kamil, selama ini ada banyak pinyak yang justru membuat kisruh sehingga memincu pertengkaran.
“Saya titip KNPI ini jadilah pelopor yang menyiram air dalam dinamika pembangunan, bukan menyiram bensin,” kata Ridwan Kamil dalam acara KNPI di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jumat (3/2).
Menurutnya, peran anak muda sangat penting dalam menjaga Indonesia berada di jalur yang benar. Pasalnya, jika anak muda hanya memupuk kebencian, maka negara Indonesia bisa bubar seperti negara lain, misalnya Yugoslavia.
Maka dari itu, Ia berharap KNPI tidak terpecah belah. Perselisihan yang ada harus dihilangkan sehingga KNPI mampu memajukan Indonesia.
Eks Wali Kota Bandung itu melanjutkan, di tahun 2045, negara Indonesia akan memasuki masa Indonesia Emas.
Menjelang tahun tersebut, maka dari sekarang pemuda harus bisa memberikan yang terbaik demi kemajuan bersama. “Kami butuh pemuda yang kuat bahunya. Jadilah pemuda yang turun tangan, jangan hanya tunjuk tangan atau lepas tangan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum KNPI Muhammad Ryano Panjaitan mengatakan, bonus demografi Indonesia semestinya tidak menjadi boomerang, apabila memaksimalkan peran pemuda.
Pemuda dianggap memiliki kekuatan besar dalam memajukan bangsa dengan terlebih dahulu mandiri secara ekonomi. “Kami memiliki bonus demografi, tetapi jika ini tidak dimaksimalkan, akan menjadi bumerang demografi. Jika bonus demografi, tidak dibarengi mentalitas, pengetahuan kebangsaan, keimanan, dan tidak diberi peluang, maka bukan menjadi bonus, tetapi jadi bumerang demografi,” jelasnya.
Kata dia, saat ini KNPI memiliki jaringan organisasi hingga tingkat kecamatan. KNPI akan memaksimalkan para anggotanya melalui program Activispreneur. Program itu mengajak para pemuda pemudi mandiri secara ekonomi.
“Saat ini, 60 sampai 70 persen pemuda belum mandiri secara ekonomi. Apalagi saat ini kami dihadapkan pada tantangan tingkat pendidikan pemuda yang masih rendah. Artinya, kami akan sangat mudah digantikan oleh robot,” jelasnya. (jpnn/fajar)