Dia mengatakan sekarang Bandara Jeddah sudah mengalami perluasan. Sehingga bisa menambah jumlah penerbangan. Ditambah lagi dengan keberadaan Bandara Taif yang bisa dimanfaatkan. “Agar bisa merealisasikan haji 35 hari, maka dibutuhkan 15 kali penerbangan dalam sehari, dan Garuda Indonesia siap untuk itu,” ungkapnya.
Jadi tinggal bagaimana pemerintah Indonesia memperjuangkan rencana ini melalui lobi kepada Kerajaan Arab Saudi. Ia pun mengatakan, bahwa haji 35 hari tidak akan mengganggu rangkaian ibadah haji yang selama ini telah dilaksanakan. Termasuk pelaksanaan arbain di Madinah.
Ketua Pelaksana Harian Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (FK KBIHU) periode 2016-2022 Qasim Shaleh setuju dengan usulan haji cukup 35 hari. Ia menyebut, haji 35 hari sama sekali tidak akan mengganggu rangkaian ibadah haji. Dia menjelaskan inti dari ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) hanya 6 hari. Kemudian ibadah tambahan berupa arbain, atau salat 40 waktu berturut-turut di Madinah hanya butuh 8 hari.
“Jadi sangat-sangat tidak mengganggu secara ibadah,” katanya. Dia mengungkapkan, sebetulnya pengurangan masa haji ini sudah mereka usulkan kepada pemerintah. Apalagi, saat ini bandara di Jeddah sudah mengalami perluasan, sehingga jumlah penerbangan sangat mungkin bertambah. (jpc)