Harlah 1 Abad NU, Muhaimin Iskandar: Mari Berhenti Berdebat soal Siapa yang Berhak Mengaku Anaknya NU

  • Bagikan
Tasyakuran Satu Abad NU yang diselenggarakan di DPP PKB, Jakarta, Minggu (5/2/2023). (FEDRIK TARIGAN/JAWA POS)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), tidak hanya dilakukan kalangan warga Nahdliyin. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga turut memperingati Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU).

Peringatan Harlah 1 Abad NU oleh PKB dilakukan dengan menggelar tasyakuran. Baik pengurus DPP, wilayah, maupun cabang.

Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, meski ada perdebatan soal hubungan NU-PKB, hal itu tidak mengurangi komitmen partainya untuk melayani kebutuhan warga nahdliyin. ’’Mari berhenti berdebat soal siapa yang berhak mengaku anaknya NU,’’ ujar Muhaimin.

Memasuki abad kedua, Muhaimin menyebut ada sejumlah agenda PKB untuk warga NU. Pertama, sebagai partai yang lahir dari rahim NU, pihaknya ingin meningkatkan khidmat. Bukan hanya dekat, melainkan ada di tengah warga NU. ’’Maksudnya, PKB terlibat aktif mencari jalan keluar dari masalah-masalah warga NU,’’ imbuhnya.

Selain itu, PKB mencanangkan untuk berpegang pada tujuan pendirian NU. Yakni, menjadi bagian penting dalam mencerdaskan bangsa dan menyejahterakan warga secara keseluruhan.

Anggota Baleg DPR RI dari Fraksi PKB Nur Nadlifah menambahkan, NU adalah pesantren besar dan pesantren adalah NU kecil. Karena itu, salah satu isu yang akan diperjuangkan adalah pesantren. Saat ini, pemerintah bersama DPR tengah merumuskan draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Bidang Kesehatan.

RUU itu diharapkan memberi perhatian khusus terhadap akses atau layanan kesehatan di pondok pesantren. Selama ini, pemerintah belum memberikan perhatian khusus terhadap layanan kesehatan di pesantren. Padahal, pesantren memiliki kontribusi nyata dan luar biasa besar untuk kemajuan bangsa.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan