FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi, buka suara soal sistem pemilihan yang akan digunakan pada Pilkada 2024 mendatang.
Dikatakan Teddy, baik sistem Pilkada langsung melalui rakyat atau tidak langsung alias melalui DPRD, sama-sama demokratis.
"Sama-sama demokratis, sama-sama tidak melanggar konstitusi," ujar Teddy dikutip dari unggahan twitternya, @TeddGus (7/2/2023).
Menurut Teddy, oleh karena semuanya sama-sama demokratis. Maka dilihat kembali, sistem mana yang berpotensi banyak kerugiannya.
"Apakah yg langsung atau tidak langsung?," lanjutnya.
Lanjutnya, setelah beberapa kali dilakukan Pilkada langsung, perilaku masyarakat Indonesia yang ramah dan santun berubah.
"Saling sikut, saling menyerang, saling memaki, saling menjatuhkan bahkan menjadi permusuhan yang berkepanjangan, memutuskan tali persaudaraan dan persahabatan," tukasnya.
Hal itu bisa terjadi, dikatakan Teddy. Karena rakyat ikut bertarung, ikut menjadi pemeran utama. Pertarungan itu terjadi sampai ke tingkat paling bawah, termasuk pada lingkungan keluarga.
"Contoh sederhana, Semua grup WA dari keluarga, lingkungan RT, pekerjaan menjadi grup politik dan terjadi perpecahan disana," bebernya.
Oleh karena lingkupnya kecil, karena Kabupaten, Kota, dan Provinsi. Maka keterlibatan rakyat pada Pilkada langsung semakin dibutuhkan.
"Apalagi rakyat di setiap provinsi rata-rata punya 3 pilkada, masing-masing melibatkan langsung rakyat untuk bertarung dengan rakyat yang lain. Semakin terasa perpecahannya," tandasnya.