Pengunjung Masjid Raya Al Jabbar Bandung Bakal Dibatasi pada Ramadan, Pemprov Jabar Jelaskan Ini

  • Bagikan
Situasi di pelataran Masjid Raya Al Jabbar, Kota Bandung yang dipenuhi para pengunjung. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

FAJAR.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Raya Al Jabbar Bandung dipastikan menjadi magnet tersendiri bagi umat Islam. Saat Bulan Ramadan mendatang, jumlah pengunjung ke masjid ini dipastikan meningkat.

Mengantisipasi padatnya kunjungan ke masjid itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat berencana membatasi jumlah pengunjung ke Masjid Raya Al Jabbar Bandung saat bulan Ramadan.

Keberadaan masjid yang sejak diresmikan akhir tahun lalu itu menjadi magnet wisata.

Alhasil, banyak masyarakat yang datang ke sana, tidak hanya beribadah tapi juga berwisata. Dampaknya, kemacetan sering kali terjadi menuju masjid raya milik pemprov Jabar itu.

Selain itu, banyaknya aksi copet dan sampah yang berserakan, menodai kesucian masjid tersebut.

Dari berbagai dinamika yang terjadi, Ridwan Kamil mempertimbangkan untuk membatasi jumlah kunjungan, alih-alih menutupnya secara total sementara waktu.

Kunjungan ke masjid itu, diprediksi meningkat pada bulan Ramadan yang jatuh di bulan depan.

“Kalau pembatasan (kemungkinan) iya, kalau menutupnya saya kira tidak bijak dalam pandangan saya. Kami sesuaikan saja, tadi sudah dievaluasi per Ramadan tinggal sebulan lagi itu urusan harus sudah lebih sempurna penataan PKL nya, kemudian lalu lintas, kebersihan dan lain-lain,” katanya dalam keterangannya, Selasa (7/2).

Menurutnya, keramaian di kawasan masjid menjadi salah satu unsur penting. Ia pun tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika masjid yang sudah dibangun sepi dari pengunjung atau warga yang ingin beribadah.

Apalagi ada rencana pembukaan fasilitasi lain, yakni museum, yang dijadwalkan bisa diresmikan dalam waktu dekat.

Namun, karena dinamika yang terjadi rencana peresmian itu masih dalam kajian.

“Bagi saya masjid itu yang penting ramai dulu, bahwa dalam keramaian ada dinamika kami beresin satu-satu, daripada sudah bikin masjid besar tetapi sepi itu lebih menyedihkan menurut saya, lebih baik ramai seperti sekarang,” ucap eks Wali Kota Bandung itu.

“Saya monitor kan tiap hari weekend ramai. Dan kami mengkaji pembukaan, namanya antara museum atau galeri sedang kami pikir, karena masing-masing ada konsekuensi bahasa dan hukum. Kami belum yakin kalau Februari (diresmikan),” tuturnya. (jpnn/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan