Sosiolog Dorong Calon Ketua Umum PSSI Beri Atensi Besar Terhadap Konflik Antar Suporter

  • Bagikan
Ilustrasi PSSI

“Kerja Komite Suporter itu nanti juga bisa kerjasama dengan forum pecinta sepak bola yang sifatnya independen yang dibuat oleh rakyat Indonesia. Misal yang sekarang sudah muncul adalah FAPSI,” paparnya.

Menurutnya, butuh suatu wadah atau forum yang membidangi khusus dinamika suporter yang bisa menelurkan ide, gagasan dan memberikan solusi atas problematika yang terjadi di lapangan khususnya menyangkut suporter.

“Saya kira Suporter membutuhkan Forum atau Badan atau Lembaga yang bisa menaungi dinamika suporter. Seandainya ada Kegiatan atau Program Liga Suporter, maka akan dapat berfungsi sebagai media komunikasi antar suporter yang bagus,” jelas Wahyudi.

“Liga Suporter bukan untuk kompetisi antar suporter, tapi untuk mempertemukan para suporter dalam rangkaian kegiatan di luar menonton kompetisi Sepakbola,” imbuhnya.

Selain itu, berkaca pada berbagai kasus konflik antar suporter Wahyudi menyarankan untuk mengarahkan rivalitas antar suporter ke arah yang lebih positif, seperti membuat rekayasa sosial agar dalam sistem dan struktur masyarakat dijauhkan dari serangkaian penyakit sosial.

“Seperti negativisme sosial, hate speech, hoax, bullying, tidak menghormati identitas kolektif pihak lain. Untuk ini, maka dalam masyarakat perlu dikembangkan nilai nilai demokrasi, hormat menghormati, respect to others, keadaban, toleransi, kesetaraan,” ucapnya.

Lanjut Wahyudi, peran dari media masa dan media sosial juga penting untuk menyuguhkan narasi yang positif serta tidak memprovokasi.

“Media massa dan media sosial harus netral dalam mengunggah berita. Pernyataan elit atau manajemen klub tidak boleh provokatif,” kata Wahyudi.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan