Dana 50 M dari Sandi Masih Heboh, Antonius Boediono: Biaya Pilkada Harus Dimaknai sebagai Modal Bersama, Bukan Hutang

  • Bagikan
Sandi Acungkan 2 Karung Plastik Uang Donasi saat Pilpres 2019. (FOTO: TWITTER)

FAJAR.CO.ID -- Pembahasan terkait dana kampanye senilai Rp50 miliar yang dibeberkan Erwin Aksa masih ramai dibahas. Salah seorang pengamat sosial politik, Antonius Boediono, pun heran dengan munculnya isu tersebut.

Padahal, Pilkada DKI Jakarta telah lama berlalu dan dimenangkan bersama oleh Sandiaga Uno dan Anies Baswedan pada 2017 lalu. Menurut Antonius Boediono, biaya pilkada tersebut seharusnya tidak dibeberkan ke publik karena merupakan modal bersama, bukan hutang.

Hal itu diungkap Antonius Boediono melalui tulisan utas di akun twitternya @asboedionoid. Berikut isinya:

Mas Broo dalam pagelaran Pilkada ataupun PilPres setiap calon itu harus berkontribusi supaya dikenal Masyarakat. Ada Calon yang memiliki Rekam Jejak Baik namun tidak punya uang kemudian ada yang punya uang tetapi Rekam Jejaknya tidak dikenal namanya saling melengkapi #hening

Sampean punya uang tetapi tidak dikenal Masyarakat sedangkan Anies punya kredibilitas tetapi tidak punya uang dan kemudian kalian berdua memenangkan Pilkada itu artinya Kerja Sama ~ jangan itung-itungan. Untung sendiri seperti Rentenir #hening

Mas Broo masih mending Anies tidak mengkhianati janjinya yaitu menyelesaikan Mandat yang diterima dari Masyarakat Jakarta dibandingkan sampean, belum jelas Juntrungannya ( belum seumur jagung ) sudah playu ninggalkan tanggungjawab dan kalah pula ~ #hening

Seandainya saja kamu tidak ikut-ikutan Prabowo diPilpres 2019 yang lalu dipastikan kamu akan dikenal ikut membangun dan mengembangkan Jakarta. Jam terbang politik kamu masih rendah walaupun kamu punya uang. Uang bisa membeli Kekuasaan tetapi tidak bisa membeli Kepercayaan #hening

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan