FAJAR.CO.ID -- Pembahasan terkait dana kampanye senilai Rp50 miliar yang dibeberkan Erwin Aksa masih ramai dibahas. Salah seorang pengamat sosial politik, Antonius Boediono, pun heran dengan munculnya isu tersebut.
Padahal, Pilkada DKI Jakarta telah lama berlalu dan dimenangkan bersama oleh Sandiaga Uno dan Anies Baswedan pada 2017 lalu. Menurut Antonius Boediono, biaya pilkada tersebut seharusnya tidak dibeberkan ke publik karena merupakan modal bersama, bukan hutang.
Hal itu diungkap Antonius Boediono melalui tulisan utas di akun twitternya @asboedionoid. Berikut isinya:
Mas Broo dalam pagelaran Pilkada ataupun PilPres setiap calon itu harus berkontribusi supaya dikenal Masyarakat. Ada Calon yang memiliki Rekam Jejak Baik namun tidak punya uang kemudian ada yang punya uang tetapi Rekam Jejaknya tidak dikenal namanya saling melengkapi #hening
Sampean punya uang tetapi tidak dikenal Masyarakat sedangkan Anies punya kredibilitas tetapi tidak punya uang dan kemudian kalian berdua memenangkan Pilkada itu artinya Kerja Sama ~ jangan itung-itungan. Untung sendiri seperti Rentenir #hening
Mas Broo masih mending Anies tidak mengkhianati janjinya yaitu menyelesaikan Mandat yang diterima dari Masyarakat Jakarta dibandingkan sampean, belum jelas Juntrungannya ( belum seumur jagung ) sudah playu ninggalkan tanggungjawab dan kalah pula ~ #hening
Seandainya saja kamu tidak ikut-ikutan Prabowo diPilpres 2019 yang lalu dipastikan kamu akan dikenal ikut membangun dan mengembangkan Jakarta. Jam terbang politik kamu masih rendah walaupun kamu punya uang. Uang bisa membeli Kekuasaan tetapi tidak bisa membeli Kepercayaan #hening
Mas Broo, sampean justru tidak menepati janji Kampanye yang dipublikasikan pada saat debat Pilkada dan Sampean lebih memilih lari meninggalkan gelanggang kemudian membiarkan Anies Baswedan dicaci maki karena gagal menepati janji Oke Oce #hening
Oke Oce itu program yang kamu jual pada saat Kampanye Pilkada DKI. Anies memberi support usulan Program itu untuk dilaksanakan bersama-sama namun tiba-tiba kamu undur diri dari Jabatan sementara Oke Oce belum terealisasikan sama sekali dan yang disalahkan Anies Baswedan #hening
Mas Broo, becandamu jelek. Akibat perbuatanmu banyak orang menjadi kecewa dan sekarang mereka tidak lagi menghormati sampean. Sepakat menjadi Pasangan dalam Pilkada merupakan tanggung jawab bersama termasuk biaya Pilkada harus dimaknai sebagai Modal bersama bukan Hutang - #hening
sangat wajar jika sebuah pasangan dalam pilkada atau pilpres saling melengkapi, karena setiap orang ada kelebihan dan kekurangannya. Pilkada DKI 2017 yang lalu juga demikian, Anies Baswedan punya kelebihan dari segi popularitas dan Sandiaga Uno dari segi pendanaan #hening
Mas Broo, kalau gambar dibawah ini sudah dipertanggung jawabkan atau belum atau bahkan justru lari dari Tanggungjawab kemudian memilih menjadi Menteri ~ walaupun masyarakat Ikhlas tidak meminta kembali uangnya #hening
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengaku tak ingin melanjutkan permasalahan piutangnya dengan Anies Baswedan senilai Rp50 miliar saat maju di Pilkada DKI 2017.
Sandi tak membantah dirinya sempat meminjami uang senilai Rp50 miliar saat keduanya maju sebagai cagub dan cawagub kala itu.
Dia bilang setelah dirinya melakukan Salat Istikharah dan meminta pertimbangan keluarga, Sandi tak ingin melanjutkan pembicaraan soal itu.
"Setelah saya Salat Istikharah, setelah saya menimbang konsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan mengenai ini," ucap Sandi saat menghadiri Harlah Seabad NU di Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). (bs-sam/fajar)