FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pembangunan relokasi Pasar Sentral kota Makassar, layaknya simalakama. Merupakan kabar baik bagi korban kebakaran, namun kabar buruk bagi pedagang di Blok A.
Semenjak pembangunan relokasi tersebut dimulai pada Januari lalu, pendapatan pedagang kain gorden di Blok A menukik drastis.
Bahkan, tidak sedikit yang dalam sehari, tidak didatangi pembeli. Hal itu dikarenakan tertutup dan terhalangnya jalan yang ada di depan los Blok A.
Seperti yang dialami salah seorang pedagang Ancu, bukan nama sebenarnya. Mengaku, pendapatannya terjun bebas semenjak adanya pembangunan relokasi.
"Sebelumnya ada pembangunan relokasi, lumayan. Paling sekitar Rp1 juta sampai 2 juta, satu hari," ujar Ancu, Jumat (10/2/2023).
Dikatakan Ancu, setelah pembangunan dimulai, bisa dikatakan tidak ada pembeli. "Artinya, kita sistem bertahan sekarang ini. Kita bertahan sampai kapan," lanjutnya.
"Selama ada pembangunan, perhari paling 2 lembar, Rp 2 ratus. Seratus. Kadang-kadang ada, tapi lebih banyak yang tidak adanya. Artinya, terbanting ini kami punya pendapatan," sambung dia.
Sisi lain, Ancu mengeluhkan parkiran yang saat ini tidak ada lagi di sekitar losnya. Hal itu karena pembangunan relokasi yang terlalu dempet dan hanya menyisakan saluran drainase depan los.
"Yang kami keluhkan, tidak da parkiran. Karena pembangunan relokasi, pas di depan los kami. Biar banyak lapak kalau tidak ada parkiran, sama ji," lanjut Ancu.
Ancu berharap, dengan adanya ratusan los yang dibangun tersebut, juga disertai dengan penyediaan lahan parkiran.
"Kami berharap, ini dibangun los baru, dibuatkan juga parkiran. Tapi ini tidak ada. Bahkan mepet sekali bangunannya dengan losnya kami," cetusnya.
Anju menjelaskan, sebelumnya Dirut PD Pasar Ichsan Abduh Hussein berjanji kepada para pedagang di Blok A, bahwa pembangunan relokasi tidak akan menganggu mereka.
"Dirut PD Pasar pernah bilang, pembangunan relokasi ini nantinya tidak menggangu lapak di blok A, tapi nyatanya seperti yang terlihat saat ini," imbuhnya.
"Bagus sekali ini seandainya ada parkiran. Ini kita kasihan parkiran ji diminta, supaya ini pelanggan, pas turun dari motornya langsung di depan lapak," sambungnya.
Diakui Ancu, pas dirinya kembali memastikan soal parkiran tersebut, Dirut PD Pasar mengabulkan. Namun, usut punya usut, parkirannya berada jauh dari Blok A.
"Tidak mungkin orang dari sana (dekat lokasi kebakaran), ke sini beli (jauh). Beda antara pembicaraan awal dengan yang dilaksanakan di lapangan," tandasnya.
Sekadar diketahui, Ancu telah mulai merintis usaha dagang kain gorden di Pasar Sentral sejak tahun 1990an. Pada losnya juga, dia mempekerjakan 3 orang karyawan.
"Saya punya karyawan 3 orang, tetap digaji meskipun tidak ada pembeli dalam sehari. Karena kan, mereka butuh makan juga," katanya.
"Harapan, intinya aturlah sebaik mungkin lah. Supaya tidak ada yang dirugikan. Di mana ada lapak, di situ harus ada parkiran," kuncinya. (Muhsin/Fajar)