Dalam surat pernyataan pengakuan tersebut, Anies berjanji dan bertanggung jawab akan mengembalikan dan atau membantu upaya pengembalian dana pinjaman III tersebut jika dia dan Sandiaga S. Uno tidak berhasil terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017 dengan berkoordinasi dengan pihak penjamin.
Namun, jika ia dan Sandiaga berhasil terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada DKI 2017, maka Sandiaga S Uno berjanji untuk menghapuskan dana pinjaman I, II dan III serta membebaskan dirinya dari kewajiban untuk membayar kembali dana tersebut.
Selanjutnya, mekanime penghapusan dana Pinjaman I, II dan III tersebut akan ditentukan kemudian melalui kesepakatan antara ia dan Sandiaga S Uno.
Sementara, Anies juga blak-blakan terkait utang Rp50 Miliar yang diungkap oleh keponakan Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Erwin Aksa.
Ia menyebut bahwa uang puluhan miliar yang ia gunakan untuk kampanye Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 silam itu merupakan uang dari pendukung.
"Ada yang memberikan dukungan langsung dan kemudian disebut pinjaman, tapi sebenarnya bukan pinjaman karena itu dukungan. Dan pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai hutang," ucap Anies dikutip dari Channel YouTube Merry Riana, Sabtu (11/2/2023).
Mantan Rektor Paramadina ini memaparkan bahwa uang itu bukan dari Sandiaga Uno, melainkan sosok Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu kini hanya menjadi penjamin.
"Jadi itu uang dukungan dan yang menjamin Pak Sandi, jadi uangnya bukan dari Pak Sandi. Itu ada pihak ketiga yang mendukung kemudian saya menyatakan dalam surat pernyataan hutang dan saya yang tanda tangan," ucapnya. (wartaekonomi/fajar)