Sindir Budiman Sudjatmiko Soal Reformasi, Loyalis Anies: Cuma Penunggang Gelap

  • Bagikan
Budiman Sudjatmiko. Foto: Jawapos

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketokohan Budiman Sudjatmiko menuai polemik, khususnya dalam keterlibatannya memperjuangkan reformasi.

Diketahui, Budiman sempat divonis dengan hukuman 13 tahun penjara terkait Peristiwa 27 Juli 1996 dalam penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia.

Loyalis Anies Baswedan, Eko Widodo mengatakan, Budiman Sudjatmiko ditahan karena dianggap dalang kerusuhan kudatuli 1996.

Sehingga menurutnya, Budiman sama sekali tak terlibat dalam pergerakan reformasi.

“Jadi memang enggak terlibat sama sekali pergerakan reformasi 1998. Dia cuma penunggang gelap dan tukang klaim,” ucapnya dalam keterangannya, Senin, (13/2/2023).

Sebelumnya, Ketua Umum Korps Muda Kerakyatan Arsindo Noviar juga mengatakan, Budiman bukan tokoh reformasi.

“Budiman Sudjatmiko bukan tokoh reformasi,” ungkap Arsindo.

Arsindo mengatakan, jika membaca kembali pidato “Penemuan Kembali Revolusi Kita” (1959) yang ditetapkan oleh Tap MPRS sebagai Manipol sekaligus GBHN (1960) reformisme disejajarkan dengan kaum-kaum komporis, blandis, kontra revolusioner, bahkan bunglon dan cucunguk oleh Bung Karno, mustahil sebagai penganggum Bung Karno, para Sukarnois, terutama Budiman Sudjatmiko yang saat itu memimpin PRD memilih jalan reformisme untuk menggulingkan Suharto dari tampuk kekuasaannya.

“Karena reformisme jelas-jelas kontra revolusioner,” jelasnya.

Namun sayang kata dia, pada 11 Agustus 1996 malam, Budiman Sudjatmiko dan kawan-kawannya dijemput paksa oleh sejumlah orang tak berseragam dari sebuah rumah di Bekasi. Dengan mata ditutup kain hitam, bertelanjang dada, diborgol, dan ditodong senjata ia digelandang ke Markas ABRI.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan