FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Perjanjian politik antara bakal capres Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi perbincangan publik.
Perwakilan Anies Baswedan dalam tim kecil penjajakan Koalisi Perubahan, Sudirman Said menjelaskan, pada waktu Pilpres 2019 ia membantu Prabowo.
Ada beberapa hal mengapa ia membantu Prabowo dalam Pilpres 2019. Pertama ingin mendorong perubahan dan saat itu tidak ada kandidat lain.
Kedua, ketika maju sebagai calon gubernur di Jawa Tengah, Sudirman Said disokong oleh Gerindra dan PKS.
Dalam prosesnya, ia mengajak Anies untuk mendampingi Prabowo. Setidaknya tujuh kali ia membujuk Anies.
“Mengajak Pak Anies sebagai calon wakil presidennya Pak Prabowo pada 2019. Dan saya hitung diskusi ada 7 kali mengenai ini. Kira-kira saya berusaha meyakinkan beliau, Mas Anies bahwa Pak Prabowo akan baik kalau dibantu atau didampingi oleh pak Anies,” ujar Sudirman Said dalam kanal YouTube, Akbar Faizal yang tayang, Sabtu, (11/2/2023).
Mantan Menteri ESDM ini mencoba meyakinkan Anies apalagi Gerindra membantu Anies dalam Pilgub 2017.
“Saya sebut 7 kali karena memang dari mulai diskusi sambil lalu, diskusi serius mengenai bab itu sampai diskusi agak keras. Kerasnya kurang lebih saya ingin mengatakan ‘kan Anda dibantu pada waktu pada waktu pilgub, Mengapa tidak sebaliknya sekarang membantu beliau’,” tambahnya.
Namun saat itu, Anies tetap konsisten untuk menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Alasannya kata dia, Anies tidak ingin seperti Presiden Joko Widodo yang tiba-tiba maju pilpres padahal masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Jawabannya konsisten bahwa bukankah kita kemarin-kemarin mengkritik Pak Jokowi yang belum lama menjadi gubernur ditinggal kemudian jadi capres. ‘Jadi saya ingin konsisten’, kata pak Anies, pengen menyelesaikan tugas 5 tahun sesuai mandat dan tidak nengok kemana-mana,” ungkapnya.
Belakangan muncul isu perjanjian politik Anies dengan Prabowo yang menyebut Anies tak akan maju pilpres.
Menurutnya, jawaban Anies tak akan maju pilpres di Mata Najwa berlaku untuk 2019 silam.
Apalagi saat itu, selain Gerindra, Sudirman Said ungkap sejumlah partai mendekati Anies untuk maju pilpres.
“Dia (Anies) kan di samping didekati atau diminta oleh kalangan Gerindra untuk menjadi calon wakil presidennya Pak Prabowo, juga didekati oleh sejumlah partai untuk maju sendiri. Jadi waktu itu kira-kira ada poros ketiga. Jawabannya sama, saya tidak elok meninggalkan tugas ini,” ujarnya.
“Ketika diwawancarai di Mata Najwa, dia mengatakan ‘saya akan selesaikan tugas saya di samping saya juga tidak ingin menjadi penghalang Bapak Prabowo’. Tadi kan konteksnya jadi wakilnya, sekarang jadi calon presiden. Itu juga dia tidak mau. Jadi saya tidak pernah dengar ada perjanjian apapun terhadap itu. Karena yang saya tahu tidak ada minatnya dari Pak Anies untuk maju dalam kontestasi presiden di 2019.
Lebih jauh disebutkan, sebenarnya, Anies berencana untuk menemui Prabowo dan PKS setelah masa jabatannya selesai sebagai Gubernur DKI Jakarta bahwa tugasnya telah selesai.
Namun, jelang masa jabatan berakhir, Anies tiba-tiba dideklarasikan oleh NasDem.
“Tapi itu kelihatannya belum sempat terjadi karena kita tahu pengumuman dari NasDem juga agak tiba-tiba sebelum mas Anies menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur,” tandasnya.
Terpisah, bakal capres Anies Baswedan telah menjelaskan, yang ia sampaikan pada 2017 silam, ketika mulai menjabat Gubernur DKI Jakarta, dirinya hanya ingin fokus di Jakarta selama lima tahun.
Karena waktu itu kata dia akan ada lagi Pilpres 2019. Sehingga Anies menegaskan tak akan menengok Pilpres.
“Sebenarnya sederhana saya sampaikan, pada waktu mulai bekerja, bahwa saya akan fokus di Jakarta 5 tahun. saya akan fokus Jakarta 5 tahun. Sesudah Pilkada 2017, itu ada Pilpres 2019, jadi saya sampaikan, saya tidak akan tengok kanan kiri. saya akan full 5 tahun di Jakarta. karena itu saya tidak akan mengikuti Pilpres,” ucap Anies dalam kanal YouTube, Merry Riana, Jumat, (10/2/2023).
Hal itu kata dia sempat disampaikan dalam forum debat pertama calon gubernur. Dan itu lengkap dengan rekamannya.
Pada intinya Anies saat itu ia berkomitmen akan menuntaskan jabatannya selama lima tahun. Setelah lima tahun itu, ia bisa saja kembali mengajar atau meneruskan di pemerintahan.
“Kalau meneruskan di pemerintahan, apakah tetap di Jakarta, apakah untuk tugas yang berbeda. Jadi kita komit 5 tahun dan komitmen itu saya pegang,” tambahnya.
Lanjut dia bercerita, ketika tahun 2018, Anies mengaku diajak oleh Prabowo untuk menjadi wakilnya dalam Pilpres 2019.
Anies waktu itu menolak dengan baik karena mengaku akan menyelesaikan komitmennya sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.
“Ketika tahun 2018, saya diajak untuk menjadi wakil pasangannya Pak Prabowo, saya sampaikan sudah kepada beliau, ’pak Prabowo, terima kasih atas undangannya, ini sebuah kehormatan, tetapi saya punya komitmen ya untuk menyelesaikan di Jakarta selama 5 tahun’. Jadi saya rasa itu dan memang kuncinya adalah menyelesaikan janji dengan warga Jakarta,” beber Mantan Mendikbud ini.
“Karena janji saya dengan warga Jakarta banyak. Saya tanda tangan tuh kontrak-kontrak politik dengan jaringan rakyat miskin kota, dengan kampung aquarium, dengan masyarakat kaki lima, itu semua janji-janji yang saya harus tunaikan. Apa yang harus saya sampaikan kepada mereka Kalau setelah satu tahun, saya pergi kemudian nanti mereka tidak lagi percaya kepada proses demokrasi karena yang bertanda tangan untuk mengikuti pemilu begitu saja meninggalkan. Saya tidak mengerjakan itu. dan itulah yang kemudian saya laksanakan,” tambah Anies.
Dia juga menegaskan, bahwa ketika yang ia sebutkan saat itu hanyalah menyelesaikan tugas lima tahun. Tak ada patokan sampai tahun sekian.
“Dan memang ketika ngobrol itu mah nggak nyebut tahun, misalnya saya berjanji, nggak. Saya berjanji menyelesaikan 5 tahun. Tidak ada menyebut 5 tahun sampai tahun 2022, kemudian tidak akan ikut satu, dua,” pungkas mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Diketahui, janji politik Anies ke Prabowo awalnya dibongkar oleh Sandiaga Uno dalam kanal YouTube Akbar Faizal.
Sempat beredar rumor, Anies berjanji tak akan maju Pilpres jika Prabowo juga mencalonkan.
Belakangan, Anies pun angkat bicara bahwa dirinya tak pernah berjanji hal seperti itu. (selfi/fajar)